jpnn.com - Gunung Anak Krakatau terus menunukan aktivitasnya semenjak Sabtu (18/8) hingga Minggu (19/8) ini. Bahkan, gunung yang terletak di Selat Sunda, Provinsi Lampung mengalami letusan sebanyak 576 kali sejak hari Sabtu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasar laporan Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau PVMBG tinggi letusan antara 100 - 500 meter dari puncak kawah.
BACA JUGA: Trauma Gempa, Ruspiadin Meninggal Saat Lindu Siang Tadi
Letusan itu juga disertai lontaran abu vulkanik, pasir, lontaran batu pijar, dan suara dentuman.
“Saat malam hari terlihat sinar api dan guguran lava pijar. Hembusan berlangsung 80 kali kejadian dengan amplitudo 5-30 mm dengan durasi 10-80 detik,” kata dia dalam pesan siarannya, Minggu.
BACA JUGA: Pray for Lombok, Ada Gempa Berkekuatan 7 SR Lagi
Sutopo menerangkan, letusan yang terjadi kali ini merupakan terbanyak kedua dalam sejarah. Terbanyak pertama terjadi pada Sabtu (30/6) dengan letusan sebanyak 745 kali.
Namun, dia memastikan letusan itu tidak menimbulkan dampak kerusakan. Selain itu, letusan tidak berpengaruh pada jalur penerbangan dan jalur pelayaran di Selat Sunda.
BACA JUGA: Gunung Anak Krakatau Meletus 576 Kali dalam Satu Hari
“Status Gunung Anak Krakatau pun tetap Waspada (level II) dengan radius zona berbahaya di dalam radius dua kilometer,” imbuh dia.
Status Waspada berarti aktivitas vulkanik di atas normal sehingga berpotensi terjadi erupsi kapan saja. Sutopo mengatakan, itu tidak membahayakan selama masyarakat tidak melakukan aktivitasnya di dalam radius dua kilometer.
“Erupsi Gunung Anak Krakatau adalah hal yang biasa dan normal. Ibarat manusia, gunung ini masih dalam pertumbuhan. Gunung akan menambah tubuhnya untuk lebih tinggi, besar, dan lebih gagah dengan cara meletus,” tandas dia. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa NTB, 460 Meninggal, Kerugian Ekonomi Rp 7,45 Triliun
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan