Memaksimalkan Hutan Orong Gerisak

Upaya Nino Soedjono dan Warga Mengubah 300 Ha Lahan Tidur

Senin, 19 April 2010 – 13:54 WIB
Nino Soedjono bersama warga setempat dengan latar belakang hutan Otong Gerisak. Foto: Apink Alkaff/Lombok Post.
Dahulu, kawasan Hutan Orong Gerisak, Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lotim, seluas 300 hektare hanyalah semak belukarKini, lahan tersebut berubah menjadi hutan produktif yang dijaga dan dikelola masyarakat setempat.

Laporan APINK ALKAFF, Lotim

ADALAH
R Nino Soedjono, perintis dan penggerak warga Tete Batu dalam melestarikan lingkungan

BACA JUGA: Wagub Aceh Patenkan Tari Saman ke Unesco

Setelah sukses melestarikan 300 hektare lahan Hutan Orong Gerisak, Nino kembali merintis perjuangan yang tak kalah fundamental
Kali ini, pria 38 tahun yang kerap berpenampilan ala koboi ini sudah mulai mencoba mengatasi krisis energi listrik yang dialami warga sekitar

BACA JUGA: Tarakan, Pintu Wisata Bahari

Tanpa listrik, sektor pariwisata dan berbagai sektor lain yang menjadi tulang punggung warga Tete Batu mustahil berkembang.

Soal dedikasi dan sumbangsihnya kepada masyarakat sekitar, nama besar keluarga Raden Soedjono sudah tidak diragukan lagi
Raden Soedjono yang kini namanya diabadikan menjadi Rumah Sakit Umum Selong itu, tidak saja dikenal menjadi pahlawan kesehatan bagi warga Lombok Timur

BACA JUGA: Liburan Bersama Star Cruises

Namun, Soedjono yang dikenal sebagai pejuang pemberantas kolera pada jaman sebelum kemerdekaan ini juga sangat lekat dengan pelestarian lingkunganBahkan, nama Soedjono juga sangat identik dengan sejarah awal desa pariwisata Tete Batu.

Lihat saja, bagaimana penginapan Wisma Soedjono Tete Batu yang dikelilingi pohon leci, kelengkeng, pala, dan berbagai pohon-pohon produktif langka lainnyaTak heran, meski saat ini sektor pariwisata Tete Batu lesu, Wisma Soedjono yang merupakan penginapan tertua di daerah itu tetap saja ramai dikunjungi wisatawan asing.

Uniknya, sebagian besar wisatawan asing yang datang ke Wisma Soedjono adalah wisman tua asal BelandaMaklum, wisma yang memiliki rumah induk berarsitektur kuno ini memiliki kaitan sejarah dengan Belanda ketika masih menjajah di negeri ini.

Rupanya, semangat juang Raden Soedjono mengalir kepada putranya Raden Soeweno SoedjonoMeski Soeweno berprofesi sebagai pengacara, namun sumbangsihnya dalam bidang pertanian di daerah Tete Batu sangat besar.

Nah, kecintaan keluarga Soedjono dalam pelestarian lingkungan terus mengalir kepada putranya Nino SoedjonoMeski Nino bukan seorang dokter seperti kakeknya atau pengacara seperti bapaknya, dedikasinya untuk pelestarian lingkungan patut diacungi jempol.

Salah satu perjuangan Nino yang mendapat dukungan penuh dari 400 kepala keluarga warga Tete Batu adalah reboisasi swadaya Hutan Orong Gerisak seluas 300 hektareDulunya, Hutan Orong Gerisak merupakan kawasan hutan yang sudah dijarah para pembalak liarBelakangan, kawasan hutan itu dijadikan salah satu kawasan proyek gerhan (2007).

Karena pola yang dianut proyek gerhan di kawasan itu tidak tepat, kawasan Hutan Orong Gerisak itu tetap saja dipenuhi semak belukarKalau pun ada pohon dari proyek gerhan yang hidup, jumlahnya amat sedikit.

Melihat kondisi itu, Nino mencoba ambil peranMaklum, pria yang hobi berburu dan off road ini sangat mengenal kawasan Hutan Orong Gerisak yang letaknya tidak jauh dari kediamannyaDi samping itu, saat Hutan Orong Gerisak menjadi lahan proyek gerhan (2005), Nino juga mencoba melakukan penghijauan di lahannya sendiri.

Tidak tanggung-tanggung, Nino menanam sekitar 30 ribu jenis pohon buah lokal, seperti mangga, durian, nangka, dan berbagai pohon produktif lainnyaHasilnya, pola penghijauan yang dikembangkan Nino di atas lahannya jauh lebih sukses dengan pola gerhan yang dilakukan pemerintah di kawasan Hutan Orong Gerisak.

Meski tergolong sukses, Nino belum merasa puas jika yang dilakukannya belum bermanfaat untuk orang banyakNino lantas mencoba melibatkan 400 kepala keluarga di sekitar kawasan Hutan Orong GerisakSelanjutnya, Nino sebagai ujung tombak menjalin kerjasama dengan pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).

Setelah berhasil meyakinkan pihak BTNGR keluarlah kesepakatan bersama antara BTNGR dengan Nino dalam merehabilitasi lahan Hutan Orong Gerisak secara swadaya"Sebagai langkah awal, kami bersurat dan meminta izin kegiatan rehabilitasi lahan secara swadaya" kepada BTNGRPermohonan ini diajukan karena telah terjadi degradasi" hutan di wilayah tersebut dan dampaknya sudah dirasakan masyarakat," ungkap Nino kepada Lombok Post di kawasan Hutan Orong Gerisak yang kini tampak rimbun dengan ribuan pohon produktif.

Dalam kesepakatan yang diteken Kepala BTNGR (2005) Lusman Pasaribu tertanggal 16 Maret 2005 disebutkan, kedua pihak bersepakat memulihkan dan mempertahankan ekosistemDengan harapan, lahan yang tadinya rusak dapat berfungsi optimal sesuai daya dukung dan peranannya sebagai habitat suatu jenis tumbuhan atau satwa dalam mendukung sistem penyangga kehidupan.

Sesuai kesepakatan, Nino juga mendapatkan izin memanfaatkan sarana dan prasarana TNGR untuk mendukung kegiatan rehabilitasiTentunya, setelah mendapat izin dari BTNGR.

Dalam pendanaan rehabilitasi, Nino diperkenankan menggali dana dari pihak lain selama tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undanganHanya saja, dalam hal ini Nino lebih banyak merogoh kocek sendiri.

Untuk biaya rehabilitasi lahan per 10 hektare, Nino mengeluarkan dana pribadinya sebesar Rp 72 jutaUntuk saat ini, kata Nino, dirinya baru bisa membiayai rehabilitasi 35 hektareArtinya, Nino sudah mengeluarkan dana pribadi sekitar Rp 250 juta untuk rehabilitasi 35 hektare kawasan Hutan Orong GerisakSelebihnya, penghijauan swadaya dilakukan dengan cara pembibitan bersama.

"Untuk menghijaukan lahan seluas 35 hektare, masyarakat bekerja secara gotong royong selama tiga tahun," ungkap Nino.

Kesepakatan ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang apabila dalam pelaksanaan tidak menyimpang dari kesepakatan bersamaDan setelah lima tahun, kawasan Hutan Orong Gerisak berubah menjadi hutan pohon produktifSepanjang mata memandang, terlihat berbagai jenis pohon tampak tumbuh subur(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rute Baru Lebih Murah dan Simpel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler