jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga kesulitan menilai mana yang lebih berprestasi, Puan Maharani atau Ganjar Pranowo?
Menurut Jamiludin, keduanya sama-sama minim prestasi dan belum punya rekam jejak yang bagus di level nasional.
BACA JUGA: Puan Maharani: Jangan Sampai Rakyat dan Prajurit TNI Kita Terus jadi Korban
"Puan selama menjadi menteri tidak terdengar gebrakan yang monumental. Kebijakan yang diambilnya juga tidak membuat decak kagum masyarakat," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Jumat (10/9).
Dia juga menyoroti revolusi mental yang menjadi tugas dan fungsi Puan selama menjabat sebagai menteri, juga sudah tidak berjalan.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Ini Sudah Kebangetan, Kami Akan Cari
"Selama menjadi Ketua DPR juga belum terlihat prestasinya," lanjutnya.
Jamiluddin juga menyatakan fungsi legislasi yang dilakukan oleh DPR dinilai paling lemah selama dipimpin putri Megawati Soekarnoputri itu.
BACA JUGA: Begini Permintaan Khusus KPK Untuk Ganjar Pranowo, Penting!
Hal serupa juga dinilai oleh Jamiluddin terhadap Ganjar Pranowo.
Dia menyebutkan Ganjar belum menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin nasional.
"Selama menjadi gubernur, Ganjar tampaknya masih sebagai pemimpin lokalit. Puan meskipun kurang berprestasi, tetapi sudah memimpin di level nasional," kata Jamiluddin.
Selain itu, mantan dekan FIKOM IISIP Jakarta itu juga menyebutkan Puan yang merupakan salah satu keturunan Presiden pertama RI juga menjadi keuntungan tersendiri.
"Karena Puan trah Soekarno, dan nama Soekarno tampaknya masih bisa dijual untuk mendulang suara bila Puan maju pada Pilpres mendatang," tuturnya.
Jamiluddin mengatakan jika Puan tidak maju di Pilpres 2024, peluang lenyapnya trah Soekarno akan besar.
"Tentu hal ini tidak dikehendaki Megawati dan petinggi PDIP yang diuntungkan bila trah Soekarno tetap eksis di PDIP," pungkasnya. (mcr8/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Adek
Reporter : Kenny Kurnia Putra