Membangkitkan Gairah Wisata NTT Lewat Belajar Bahasa Inggris dan Dunia Internet

Sabtu, 25 Januari 2020 – 21:12 WIB
Program memfasilitasi masyarakat NTT untuk belajar berbahasa Inggris. Foto: Ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mendapatkan penghargaan “Best Value to Visit in 2020” dalam kompetisi yang digelar Lonely Planet.

Nusa Tenggara Timur digambarkan sebagai rumah bagi pantai-pantai eksotis yang belum terjamah dengan salah satu pemandangan menyelam terbaik di Indonesia.

BACA JUGA: Kopi dan Topi Khas NTT Dipamerkan di World Economic Forum

Destinasi seperti Kepulauan Alor, Pulau Komodo, Pulau Rinca dan wilayah lainnya akan ramai dikunjungi wisatawan asing pada 2020.

Sebagai destinasi wisata yang paling direkomendasikan di seluruh dunia, NTT  memiliki banyak tugas untuk menyambut gelombang wisatawan pada 2020.

BACA JUGA: Peduli NTT, Eman Bria Bersama Jaringan Siapkan 20 Ribu Bibit Pohon

Salah satunya adalah kemampuan bahasa Inggris. Menurut UNWTO, kemampuan bahasa Inggris menjadi salah satu faktor yang memengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.

Untuk mengetahui kesiapan pariwisata Provinsi NTT, aplikasi belajar bahasa asing secara daring, Cakap, melakukan sebuah riset melalui program Dayamaya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jangan Siksa Honorer Lagi Hingga Revitalisasi Monas Panas

Itu adalah program inisiatif dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo untuk memfasilitasi startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari seluruh Indonesia untuk membuat solusi tepat guna bagi masyarakat.

Khususnya yang berfokus di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T). Cakap terpilih menjadi salah satu inisiator yang lolos dari 1022 pelamar dari 34 provinsi di Indonesia.

 “Dengan hadirnya internet, semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam memajukan kesejahteraan dirinya, serta lingkungannya. Visi BAKTI adalah memeratakan infrastruktur telekomunikasi dan mengembangkan ekosistem bagi masyarakat di daerah 3T agar bisa mengembangkan SDM untuk Indonesia menuju digital nation. Salah satunya melalui program Dayamaya," ujar  Danny Januar, Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat dan Pemerintah, BAKTI Kominfo.

Dengan memanfaatkan akses internet yang telah disediakan BAKTI Kominfo di sekolah, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework or Reference for Languages).

Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).

Kegiatan digital assessment ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan akses internet yang sudah disediakan oleh BAKTI melalui program Universal Service Obligation (USO).

“Dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis, Cakap bersama BAKTI Kominfo melalui program Dayamaya ingin
mendorong upaya kolaborasi lintas sektor bagi kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan. Kami harap hasil riset Cakap dapat meningkatkan kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat tentang pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris," kata Tomy Yunus, CEO Cakap.

Dari 250 peserta yang terlibat, mayoritas siswa baik di kabupaten Sabu Raijua, dan Sumba Timur masih tergolong ke dalam level beginner yang artinya siswa sudah memiliki basis pengetahuan dalam Bahasa Inggris tetapi masih lemah dalam mengembangkannya ke dalam sebuah kalimat ataupun percakapan.

Siswa yang tergolong ke dalam kategori High Intermediate masih tergolong sangat rendah di mana hanya 0,5% saja.

Di kesempatan yang sama Kepala Sekolah SMAN 1 Waingapu, Putu Gede mengapresiasi program tersebut. Menurutnya, riset ini sangat baik, terutama bagi murid dan guru. 

"Dari sini kami bisa mengetahui report-nya, laporannya dan hasil risetnya seperti apa. Sehingga harapannya semua pihak yang terlibat baik pemerintah maupun stakeholder lainnya dapat menindaklanjuti hasil tersebut, mau diapakan anak-anak dan guru-guru kami ini nantinya, terutama dalam pengembangan sumber
daya (manusia) dalam penguasaan bahasa Inggrisnya," ujar Putu Gede. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler