Membangun Merah Putih Berbasis Teknologi Komunikasi

Background di Balik Berita dari Forum Pemred JP Group di Pekanbaru, Riau (5)

Selasa, 24 Juli 2012 – 00:01 WIB
Direktur Utama PT Indosat Harry Sasongko Tirtotjondro dalam Forum Pemimpin Redaksi JPNN. Foto: JPNN

jpnn.com - DI hadapan sekitar 100 pemred media cetak dan 10 TV lokal yang tergabung dalam Forum Pemred JPNN itu, Direktur Utama PT Indosat Harry Sasongko Tirtotjondro memaparkan industri komunikasi juga memberi peran vital bagi negeri. Dia menjelaskan, bagaimana membangun Republik ini dengan teknologi komunikasi. Berikut bagian dari perbincangan yang kami sarikan di lanjutan catatan ini.

Dirut Indosat, Harry Sasongko Tirtotjondro cukup lapang, menjelaskan berbagai fakta di dunia telekomunikasi di Indonesia. Tentu, ada beberapa yang hanya untuk konsumsi terbatas, dan cara menyampaikannya pun dari hati ke hati dengan para pemimpin Redaksi Jawa Pos Group, di Pekanbaru tersebut. Ini kali pertama mantan petinggi GE Financial, Harry Sasongko itu berkomunikasi langsung dengan para pemimpin redaksi.

:TERKAIT “Ini menjadi kesempatan sangat baik untuk bertukar pikiran dengan awak media dari seluruh Indonesia,” katanya. Ia seperti tak ingin tampil mengecewakan. Bersama timnya, ia nampak begitu serius mempersiapkan materi presentasi, termasuk bersimulasi soal produk komunikasi data milik Indosat yang supercepat itu. Tak berbeda jauh dari penampilannya yang serius, gaya presentasi Harry pun serius.

Maklum, latar belakang Harry memang bukan orang telekomunikasi. Sekalipun pria ini menyandang gelar insinyur dari Institut Teknologi Bandung (ITB) namun karirnya lebih banyak dihabiskan di industri keuangan. Seperti pada umumnya orang keuangan, penampilannya sulit diajak santai. Raut muka, wajah, dan bahasanya serius.

Karena itu, tak mengherankan banyak orang terkejut ketika namanya tiba-tiba muncul sebagai Presiden Direktur PT Indosat pada 11 Agustus 2009 silam, menggantikan Johny Swandi Sjam. Toh sentuhan serius Harry mampu menjawab keraguan banyak pihak. Di tangan Harry Indosat terus melesat. Jelang akhir 2011, Harry berhasil membukukan pencapaian positif bagi Indosat.

Misalnya jumlah pelanggan yang melesat di atas 50 juta nomor, pengurangan utang, dan free cash flow yang positif. Itu sekilas tentang sosok Harry Sasongko. Di sesi ini, Harry tidak memaparkan kesuksesannya selama menggawangi Indosat. Ia memaparkan tentang implementasi teknologi netral dalam telekomunikasi. Itu terkait arus teknologi yang terus mengglobal tanpa tapal batas lagi.

Dulu lalu, operator telepon seluler hanya diberi kesempatan menggunakan teknologi dengan frekuensi tertentu. Mereka dilarang menggunakan frekuensi lain. “Ke depannya tidak begitu lagi. Karena, kita menuju era teknologi netral, dengan memberikan kesempatan operator untuk mengelola secara netral. Dengan teknologi netral, akan lebih cepat menuju era broadband,” papar Harry.

Membangun Indonesia melalui teknologi telekomunikasi merupakan paparan akhir yang disampaikan Harry. Tema yang berat ini, disampaikan Harry dengan lugas dan jelas. Ia memang sempat menyinggung produk terbaru Indosat Super Wifi yang akan segera diluncurkan dalam waktu dekat. Saat diuji coba langsung di layar lebar, kecepatan komunikasi data dengan Super Wifi itu memang luar biasa.

Dan, setelah menggunakan fasilitas cepat seperti itu, hendak kembali ke selera awal yang buffering-nya lambat, seperti sedang diteror “hantu lambat”. Namun, ia buru-buru menambahkan bahwa dia tak bermaksud berpromosi di forum ini. Karena itu, dia hanya memberikan gambaran-gambaran garis besarnya teknologi terbarunya itu. “Sekali lagi, saya di sini tidak dalam rangka berpromosi.

Tetapi ingin menularkan kepada teman-teman pemimpin redaksi, bagaimana membangun Indonesia dengan teknologi telekomunuikasi yang terus berkembang seperti tiada akhir,” ujarnya. Alhasil, Harry pun banyak dibanjiri pertanyaan dan bahkan usulan dari para pemred Jawa Pos Group. Pertanyaan dan tanggapan memang beragam. Namun, paling banyak adalah soal produk Indosat yang belakangan justru mulai terkejar para kompetitornya.

Iklan Indosat yang masih kalah agresif dibandingkan kompetitornya juga sempat disinggung. Padahal, untuk sejumlah daerah, sinyal Indosat cukup bagus. Namun, karena kurang berpromosi dengan optimal, kebanyakan pilihan justru jatuh ke operator lain, yang menjanjikan lebih banyak mimpi. Operator seluler yang sinyalnya hanya bagus di tempat-tempat tertentu namun gencar beriklan ia banyak digemari.

Tetapi, sebaliknya, Indosat yang sinyalnya bagusnya hampir merata, justru ditinggalkan karena masih abai dengan promosi. Menjawab hal ini, Harry menjelaskan sedikit flashback sejarahnya Indosat. Dulu, Indosat memfokuskan bisnisnya untuk konsumen internasional, SLI. Sedangkan, untuk konsumen lokalnya diserahkan kepada operator BUMN lainnya.

’’Tanpa disadari, persaingan di dalam negeri justru berlangsung sangat ketat. Dan lebih bersaing, dan kami mengantisipasinya sangat lamban, sementara operator lain berlarinya sangat kencang,” kata Harry. Saat ini, lanjut Harry, Indosat terus berbenah untuk mengejar ketertinggalan itu. Soal iklan yang kalah gencar, Harry juga memiliki penjelasan tersendiri.

Harry mengakui, saat ini keuangan Indosat memang tidak sekuat para pesaingnya yang kini gencar mengguyur iklan. Pasalnya, hingga saat ini Indosat masih memiliki warisan utang yang harus diselesaikan. “Ketika Indosat merger dengan perusahaan lain, kita mewarisi utang yang sampai saat ini.

Saat ini, kami masih terus berbenah, dan mudah-mudahan selepas idhul fitri ini kami sudah selesai berbenah itu,” ujar Harry. Meski dalam kondisi masih tertatih-tatih Harry memastikan bahwa saat ini Indosat sudah menempat posisi kedua dalam market share operator telepon seluler di Indonesia.

Pihaknya juga terus melakukan promosi ke berbagai wilayah di Indoensia, misalnya dengan pemilihan duta IM3 yang akan diadakan dalam beberapa waktu ke depan. “Kita akan garap pangsa pasar anak muda melalui duta IM3 ini,” ujarnya. Ia pun mengakui semangat Indosat untuk Indonesia telah mampu membawa perusahaan tetap berkiprah sebagai salah satu pemain utama dalam industri telekomunikasi di Indonesia.

Untuk itu, Harry memastikan bahwa pihaknya akan terus menyapa Indonesia tanpa henti. “Pelanggan selalu menjadi prioritas utama kami, baik pelanggan ritel maupun  pelanggan korporat.  Beragam layanan komunikasi Indosat seperti seluler, komunikasi data, internet, telepon tetap dan satelit, disediakan bagi pelanggan dan kami berupaya terus memberikan nilai tambah terbaik dalam hal inovasi, pelayanan dan kualitas.

” Ia pun berjanji akan terus menjalin kerja sama dengan Grup Jawa Pos yang saat ini sudah menjadi jaringan terbesar dan terluas untuk media cetak itu. Hampir semua kota, selalu ada koran grup Jawa Pos, di 33 provinsi dan kota yang kegiatan ekonominya sudah maju.

Kebetulan, dari Nanggroe Aceh Darussalam, sampai Papua ada perwakilan yang hadir di forum Pemred yang sudah berusia 4 tahun itu. “Ini merupakan sinergi yang baik, Jawa Pos Group yang sudah menguasai hampir seluruh wilayah Indonesia,” katanya. (aj/don/bersambung)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Tekankan BLSM untuk Mempertahankan Daya Beli Warga Miskin

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler