jpnn.com - MENGUNJUNGI Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, rasanya kurang mantab jika melewatkan sensasi menikmati pemandangan 33 anjungan dari atas, sembari duduk manis di kabin kereta gantung (cable car). Pas untuk satu keluarga ideal; suami, istri, dan dua buah hati.
Tapi harus antri, terutama saat akhir pekan, terlebih saat masa liburan sekolah. Antrian membeludak tatkala libur lebaran. Tiga stasiun kereta gantung, A, B dan C, yang berada di kawasan wisata rintisan Ibu Tien Soeharto itu tidak pernah sepi.
BACA JUGA: Mahasiswi UIN Setengah Bugil Menghilang
Tatkala ada kabar investor asal Austria berhasrat membangun sarana kereta gantung di kawasan Danau Toba, bayangan menggeliatnya destinasi wisata andalan Sumut itu langsung muncul.
"Kereta gantung merupakan salah satu favorit pengunjung Taman Mini. Animo pengunjung sangat tinggi. Kalau sudah masuk Taman Mini, biasanya naik kereta gantung. Kereta gantung menjadi salah satu ikon kami, selain Keong Emas," ujar Kepala Humas TMII Jerry Lahama kepada JPNN, kemarin (10/2).
BACA JUGA: Si Cantik Ini Ingin Bawa Harum Nama Riau
Redy, anak buah Jerry, menambahkan, berdasar hasil amatannya, biasanya pengunjung TMII, begitu tiba langsung menuju lokasi kereta gantung. Setelah itu, baru keliling.
Amatan koran ini dalam beberapa kali kunjungan ke area wisata seluas 153 hektare itu, mesin pemutar kereta gantung nyaris tak pernah henti. Begitu penumpang turun, masuk lagi yang sudah antri. Yang antri di atas dibatasi dua hingga tiga keluarga. Namun yang di bawah, antrian masih panjang. Itu terlihat hampir di setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
BACA JUGA: Mahasiswi UIN yang Setengah Bugil di Facebook itu Mengaku, Alasannya?
"Ya, memang yang naik dalam satu kabin itu rata-rata satu keluarga, maksimal empat orang," ujar Jerry. Tiket per orang Rp 40 ribu. Beroperasi sejak pagi hingga pukul 16.00. Tapi, kalau masih ada yang antri, tetap dilanjutkan hingga petang.
Tidak sekedar "berdebar" karena berada di atas ketinggian, penumpang kereta gantung TMII juga bisa menikmati pemandangan anjungan-anjungan, berupa rumah-rumah adat dari seluruh provinsi di Indonesia. Dari atas, bisa terlihat danau buatan, yang kadang terlihat beberapa pasang anak ABG sedang pacaran di tepinya.
Begitu turun dari kabin, wajah lega begitu nampak dari para penumpang kabin. Lega karena perjalanan mulus, tidak mengalami kecelakaan.
Pernahkah terjadi kecelakaan kereta gantung di TMII? "Oh, tidak pernah. Kami menjaga betul masalah keamanan, savety. Selain perawatan rutin, peralatan kami cek sebelum digunakan. Ini kabin-kabin kami juga diganti yang baru, tahun lalu. Ada lubang-lubang anginnya di kabin," terang Jerry.
Selain di TMII yang memiliki 85 kabin, kereta gantung juga menjadi idola di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara. Di atas pantai Ancol, kabin-kabin kereta gantung mondar-mandir tak pernah sepi, sejak pagi hingga sore, di setiap akhir pekan.
Ya, tatkala ada kabar investor Austria di bawah bendera perusahaan Doppelmayr berkeingian membangun kereta gantung di kawasan Danau Toba, terlintas bakal ada keriuhan wisata di sana.
Yang terpenting, ada konsep yang jelas, seperti di TMII, yang rute "perjalanan udaranya" diatur hingga penumpang di kabin bisa menikmati sesuatu yang indah dari atas.
Barangkali, menjadi tantangan bagi pemkab/pemko di sekitar Danau Toba, untuk segera menggagas ide dan merealisasikan sesuatu yang menarik. Agar penumpang-penumpang di kabin kereta gantung tidak hanya disuguhi hamparan biru air Danau Toba. (sam/gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kali Sukhoi ââ¬ËMenariââ¬â¢, Begini Kondisi Ambalat
Redaktur : Tim Redaksi