jpnn.com, JAKARTA - Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, virus Corona menjadi ketakutan yang juga dirasakan hingga Indonesia.
Menurut dia, masyarakat perlu wawas saat bepergian ke luar negeri untuk meminimalkan kemungkinan virus Corona masuk ke Indonesia.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Indonesia Dinyatakan Bersih dari Penularan Virus Corona
“Penting pula mengenali lebih jauh negara yang ingin dikunjungi sebelumnya,” kata dia, Jumat (28/2).
Virus Corona memang telah menyebarkan ketakutan yang nyata di seluruh penjuru dunia.
BACA JUGA: Bukan Tiongkok, Virus Corona Masuk Nigeria dari Negara Ini
Virus yang awalnya muncul di Wuhan, Tiongkok, itu dilaporkan telah menelan lebih dari 2.300 korban.
Hal ini tentu membawa dampak luar biasa pada perekonomian Tiongkok dan global. Salah satunya adalah sektor pariwisata.
Untuk mencegah penyebaran virus baru, pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan pembatasan perjalanan pada orang yang akan bepergian dari dan ke Tiongkok.
Indonesia menjadi salah satu negara yang telah memberlakukan larangan perjalanan ke dan dari Tiongkok.
Statistik Indonesia menunjukkan dari Januari hingga November 2019 tercatat 1,9 juta wisatawan Tiongkok telah mengunjungi Indonesia.
Meskipun virus ini belum dinyatakan secara resmi ditemukan di Indonesia, tidak bisa dimungkiri hal ini akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
Pemerintah telah mempersiapkan langkah-langkah preventif dalam menanggulangi goyahnya ekonomi jika virus ini sampai masuk ke Indonesia.
Pariwisata diperkirakan akan menjadi sektor yang paling berdampak akan merebaknya kasus ini.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian sektor industri pariwisata mencapai puluhan miliar per bulan karena anjloknya turis dari Tiongkok.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia selama Januari sampai Juni 2019 mencapai 1,05 juta orang, terbanyak kedua setelah wisatawan Malaysia.
Pelemahan ekonomi Indonesia lainnya bisa terjadi karena Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang terbesar.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020, penurunan tajam terjadi pada ekspor migas dan nonmigas yang merosot 12,07 persen.
Hal ini dapat terjadi karena Tiongkok merupakan pengimpor minyak mentah terbesar, termasuk dari Indonesia.
Dari sisi impor juga terjadi penurunan 2,71 persen yang disumbang turunnya transaksi komoditas buah-buahan.
Johanna menjelaskan, meski belum ada virus Corona, perekonomian Indonesia sudah terkena dampak.
“Strategi pemerintah saat ini untuk mengoptimalkan biaya APBN dan menggunakan berbagai instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat kami pandang sudah tepat untuk menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil,” pungkas Johanna. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil