jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Edy Rahmayadi meletakkan jabatannya sebagai ketua umum PSSI tidak lepas dari peran Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono.
Suhendra yang merasa gerah dengan kondisi persepakbolaan tanah air membentuk KPDN pada awal Oktober 2018.
BACA JUGA: Menpora: Terima Kasih Atas Dedikasinya, Pak Edy Rahmayadi
Dia merekrut beberapa figur yang memiliki keahlian di bidang masing-masing.
Sosok yang dia rekrut pun berasal dari berbagai latar belakang. Misalnya, mantan anggota Komite Eksekutif PSSI, eks pemain, mantan pelatih, praktisi hukum, dan awak media.
BACA JUGA: Soal KLB PSSI, CEO PSM Makassar: Jangan Sekarang!
Hasilnya, hanya dalam empat bulan, KPSN mampu menumbangkan Edy yang merangkap jabatan sebagai gubernur Sumatera Utara.
“PSSI ibarat anak tiri ketika dipimpin seorang gubernur,” jelas Suhendra, Minggu (20/1).
BACA JUGA: Edy Rahmayadi Ambil Keputusan Mundur dari Ketum PSSI Setelah Salat Subuh
Dia pun sempat membandingkan dirinya dengan Edy yang merupakan mantan Pangkostrad.
“Beliau seorang jenderal. Saya hanya mantan anak jalanan yang baca buku,” kata Suhendra.
KPSN juga menginisiasi pemberantasan pengaturan skor dengan menggandeng Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Bareskrim pun menerbitkan Surat Perintah No: Sprin/4976/X/2018/Bareskrim.
“Inilah cikal bakal lahirnya Satgas Antimafia Bola,” imbuh ketua umum Putra-putri Jawa Kelahiran Sumatera, Sulawesi dan Maluku (Pujakessuma) Nusantara itu.
Hingga kini Satgas Antimafia Bola sudah menangkap beberapa tersangka yang diduga terlibat praktik pengaturan skor.
Namun, menurut Suhendra, masalah di PSSI baru akan selesai bila semua pengurus mundur.
"Bahkan bila perlu, potong satu generasi,” kata mantan ketua Tim Penyelesaian Pelanggaran HAM Indonesia-Vietnam itu.
Suhendra pun mendesak Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI Joko Driyono untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sebelum Pemilu dan Pilpres 2019.
Menurut dia, KLB berguna untuk memilih pengurus baru yang bersih, profesional, dan bebas dari kontaminasi match fixing. “
Adanya sejumlah Exco dan pengurus PSSI yang menjadi tersangka match fixing membuktikan PSSI sudah dalam kondisi darurat,” kata Suhendra. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Joko Driyono Plt Ketum PSSI, Manajer Persib: KLB Secepatnya!
Redaktur & Reporter : Ragil