Memori Buruk Barcelona Vs Kenangan Manis MU

Selasa, 16 April 2019 – 18:20 WIB
Skuat Manchester United akan bertandang ke markas Barcelona, Rabu (17/4) dini hari WIB. Foto: AFP

jpnn.com, BARCELONA - Kota Paris dan Barcelona menjadi dua kota yang menyimpan kenangan manis buat Manchester United di ajang Liga Champions. Di Paris, 40 hari yang lalu, United menjungkalkan prediksi banyak orang dengan menang 3-1 atas tuan rumah Paris Saint-Germain pada leg kedua 16 besar.

Sementara Barcelona, dua dekade silam, Setan Merah meraih kemenangan heroik 2-1 atas Bayern Muenchen di final. Memori kemenangan di dua kota itu menjadi pelecut semangat United buat comeback saat melakoni leg kedua perempat final versus Barcelona di Camp Nou dini hari nanti (17/4) (siaran langsung RCTI pukul 02.00 WIB).

BACA JUGA: KPU Ingatkan Fan Barcelona, MU, Juventus dan Ajax Tetap Ikut Mencoblos

United mengalami kekalahan 0-1 oleh Barca pekan lalu (11/4) pada leg pertama saat bermain di Old Trafford. Defisit satu gol membuat United harus menang dengan margin minimal dua gol dini hari nanti. 

(Baca Juga: Truk Mana Lagi yang Bakal Menabrak Messi?)

BACA JUGA: Barcelona vs Manchester United: Truk Mana Lagi yang Bakal Menabrak Messi?

Pelatih United Ole Gunnar Solskjaer dalam prematch press conference kemarin (15/4) mengatakan mengalahkan Blaugrana di kandangnya bukan tak mungkin. Meski Barca tak pernah kalah dalam 12 penampilan terakhir di kandang.

“Kami mengalahkan beberapa tim bagus dan pemain bintang pada musim ini ketika bermain di luar Old Trafford. Kami akan memakai (kisah sukses) di markas PSG dan Juventus sebagai contohnya,” tutur Solskjaer seperti diberitakan Daily Mail.

BACA JUGA: Juventus Vs Ajax: Polisi Italia Usir 54 Pendukung Tim Tamu

Dalam pertandingan ini United tak akan diperkuat Luke Shaw yang kena hukuman akumulasi. Meski Shaw adalah pencetak gol bunuh diri kedua tim bertemu pekan lalu, tetapi peran Shaw tak bisa disepelekan.

Solskjaer sudah menjajal pemain yang diproyeksikan menggantikan Shaw saat melawan Wets Ham (14/4) lalu yakni Marcos Rojo. Akan tetapi rupanya kualitas bek asal Argentina itu masih di bawah Shaw. Gol West Ham oleh Felipe Anderson lahir karena ketidak sigapan Rojo dalam mengkover pergerakan pemain yang musim ini didatangkan dari Lazio tersebut.

ESPN menganalisis pada kekalahan pertama United di Old Traffod (11/4), Solskjaer memakai tiga centreback plus dua wingback untuk membuat alur serangan Barca macet di sisi sayap. Pola 3-5-2 itu jugalah yang menjadi resep sukses comeback ketika United menang 3-1 atas PSG di Paris (7/3).

Dengan absennya Shaw dan melihat kualitas Rojo yang kurang cepat, maka kemungkinan Solskjaer memakai formasi 3-5-2 cukup kecil. Kembali ke formasi 4-3-1-2 menjadi salah satu opsi terbaik.

Manchester Evening News memberikan pendapat. Trio kilat United, Jesse Lingard, Marcus Rashford, dan Anthony Martial bisa digeber sejak menit pertama. Apalagi melihat kelambatan Romelu Lukaku ketika leg pertama di Old Trafford, pendukung United jadi gemas.

“Kecepatan ketiganya bisa membuat lini belakang Barca shock. (Clement) Lenglet dan (Gerard) Pique sebagai duet bek tengah tak terlalu apik dalam menghadapi serangan cepat,” tulis Manchester Evening News.

(Baca yang ini juga: Solskjaer Minta Pemainnya Ambil Napas Dalam-Dalam)

Gelandang United Paul Pogba dalam wawancara dengan ESPN di mixed zone saat menang atas West Ham (14/4) mengatakan mereka tak boleh lagi bermain lambat. Kalau memainkan tempo seperti saat lawan West Ham, United jelas akan jadi bahan bulan-bulanan Barca.

Pogba yang mencetak dua gol dari titik penalti ke gawang The Hammers berkata telah belajar menjadi eksekutor penalti. “Ya, tak lagi berlari-lari kecil. Yang penting bolanya masuk,” tutur Pogba kemudian tertawa.

Sementara itu, gelandang Barca Arturo Vidal kepada Marca mengatakan pasca rotasi besar timnya saat bermain imbang tanpa gol lawan Huesca maka seluruh pemain akan lebih fit saat melawan United.

“Pikiran kami semua ada di Liga Champions. Memang melawan United akan menguras tenaga juga pikiran kami akan tetapi kami akan melakukannya selangkah demi selangkah,” tutur pemain timnas Cile itu.

Barca sendiri punya memori buruk tentang fase perempat final. Dalam lima musim terakhir, empat kali Lionel Messi kandas di babak ini. Hanya musim 2014-2015 mereka lolos yang kemudian ditutup dengan jadi kampiun di Berlin. Barca menang 3-1 atas Juventus. Sedangkan sisanya, kalah oleh Atletico (2013-2014, 2015-2016 ), AS Roma (2017-2018), dan Juventus (2016-2017). (dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Barcelona vs Manchester United: Solskjaer Minta Pemainnya Ambil Napas Dalam-Dalam


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler