Menag Cuek Intoleransi di Indonesia jadi Gunjingan Dunia

Senin, 28 Mei 2012 – 19:29 WIB

JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali enggan menanggapi penilaian dari hasil sidang PBB di Jenewa, Swiss beberapa waktu lalu yang menyebut adanya sikap intoleransi beragama di Indonesia terkait maraknya kasus-kasus antar-umat beragama dan serangkaian pelanggaran Hak Azasi Manusia di Papua. Menurut Menag, Pemerintah Indonesia justru tak pernah ditanya oleh PBB tentang hal itu.

"Mereka (PBB) tidak pernah bertanya kepada kita (pemerintah Indonesia). Seharusnya kan bertanya kepada kita. Minta penjelasan dari pihak kita, apa masalah yang sebenarnya terjadi dan lain sebagainya. Tapi ini tidak sama sekali. Jadi saya kira silahkan saja PBB mau menyikapinya seperti apa," ungkap Suryadharma ketika ditemui JPNN di Gedung Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta, Senin (27/5).

Sebelumnya  dalam sidang PBB beberapa waktu lalu, intoleransi beragama di Indonesia tersebut dibeber oleh delegasi dari beberapa negara seperti Austria, Norwegia, Belanda, Jerman, India, dan Italia. Sedangkan mengenai masalah HAM di Papua dipertanyakan oleh delegasi dari Swiss, Jepang, Swedia.

Namun menurut Menag, justru negara lain perlu belajar soal toleransi ke Indonesia. "Bagi saya, pernyataan saya sudah cukup. Silahkan negara-negara tersebut menunjukkan kepada saya, negara mana di dunia yang memberikan toleransi terhadap umat beragama seperti di Indonesia. Itu saja. Sehingga saya tidak perlu bicara panjang lebar untuk menanggapi pernyataan dari hasil sidang PBB itu," tegasnya.

Sementara mengenai masalah HAM, pria yang akrab disapa SDA ini mengatakan, sebaiknya masalah itu dibicarakan bersama. Sehingga, tidak semestinya negara-negara tersebut asal berbicara hanya dengan mengangkat isu HAM tanpa memahami kondisi sebenarnya.

"Masalah ini harus dibicarakan dengan duduk bersama. Jangan semua pihak berbicara segala sesuatu itu berkaitan dengan HAM.  HAM itu ada batas-batasnya, yakni harus memperhatikan nilai-nilai agama, budaya dan kepentingan suatu negara. Jadi itu yang sebaiknya menjadi perhatian negara-negara lain," tukasnya. (Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tujuh Jam Dicecar, Koster Bantah soal Uang Nazar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler