Menaikkan Harga BBM Bukan Satu-satunya Cara

Kamis, 08 Maret 2012 – 20:15 WIB

JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P), Maruarar Sirait mengakui Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono adalah pemenang Pemilu Presiden (Pilpres) 2004. Tapi kemenangan SBY dan Boediono dalam Pilpres tidak berarti semua kebijakannya dalam mengurus bangsa ini juga benar.

Misalnya soal rencana kenaikan harga eceran bahan bakar minyak (BBM). Menurut anggota Komisi XI DPR itu, kebijakan ini ternyata ditentang oleh banyak warga negara dan partai politik.

"Karena banyaknya kebijakan SBY-Boediono selain rencana kenaikan harga BBM ditentang oleh masyarakat, maka dengan sendirinya kehadiran PDI-P sebagai oposisi semakin penting untuk menyuarakan aspirasi warga negara yang menentang kebijakan penguasa," kata Maruarar Sirait di gedung DPR, Senayan, Kamis (8/3).

Menurut Maruarar, soal kenaikan harga BBM tidak bisa dikatakan hanya sebagai wewenang pemerintah karena muara dari kebijakan tersebut harus ditanggung oleh rakyat Indonesia.

Menaikan harga BBM sebagai dampak dari gejolak harga BBM dunia bukan satu-satunya cara untuk keluar dari kesulitan. "Melakukan efisiensi terhadap seluruh sektor fasilitas pejabat negara yang dibiayai oleh APBN pasti jauh lebih bermanfaat untuk bangsa dan negara ini," ujar dia.

Pengalaman APBN tahun 2011, kata Maruarar, ada sekitar Rp30 triliun APBN yang tidak terserap. "Lalu untuk apalagi menggenjot anggaran birokrasi dan mencabut subsidi BBM untuk rakyat," ujarnya.

Upaya lain yang juga sangat logis ditempuh pemerintah adalah menaikan cukai terhadap sejumlah minuman impor, fiskal tambang seperti batu bara. "Kalau itu yang ditempuh, pasti tidak akan memiskinkan mereka."

Demikian juga halnya dengan hasil tambang PT Freeport Indonesia yang hingga kini pemerintah tidak dapat mengetahui secara pasti apa-apa saja hasil tambang yang mereka bawa ke luar negeri dan berapa jumlahnya karena seluruh hasil tambang itu langsung dikapalkan ke tengah laut.

"Siapa yang tidak mendukung usulan di atas bisa dicap sebagai anti-nasionalisme," tegas Ara, panggilan akrabnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Ikan Laut Melonjak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler