jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri berharap kalangan buruh mau mengubah paradigma lama, yakni dari buruh yang cenderung berhadapan untuk melawan pemerintah dan dunia usaha, menjadi kerja sama dan kemitraan.
Hanif melihat selama ini gerakan buruh selalu dihadap-hadapkan dengan pemerintah dan dunia usaha. "Saya ingin mengajak bagaimana mentransformasikan dari paradigma berhadap-hadapan menjadi paradigma kerja sama," kata Hanif dalam sambutannya di peluncuran buku "Quo Vadis: Selintas Perjalanan Panjang Serikat Pekerja/Serikat Buruh Indonesia" di Jakarta, Selasa (25/4).
BACA JUGA: Menaker Ajak Nahdiyin Gembleng Karakter Anak di Pesantren
Menurut Hanif, melalui paradigma kerja sama, maka buruh bisa lebih berperan dan ikut menentukan arah kebijakan pemerintah.
Hanif juga mengajak bisa memanfaatkan May Day untuk meningkatkan reputasi pergerakan buruh. "May Day bisa menjadi momentum untuk meningkatkan pergerakan buruh menjadi sebuah reputasi yang lebih kuat," ajak Hanif.
BACA JUGA: Presiden Sudah Ngomong, Menterinya Baru Mencak-mencak
Mantan Menaker Cosmas Batubara yang menjadi panelis dalam acara itu mengatakan, untuk menatap masa depan lebih baik, harus dilakukan kemitraan antara buruh, pemerintah, dan dunia usaha. "Pesan saya, kemitraan itu harus dibangun," kata Cosmas.
Dia mengatakan, tidak perlu lagi ada sikap ego satu sama lainnya karena dengan kerja sama, akan melahirkan solusi-solusi yang lebih baik ke depannya.
BACA JUGA: DPR Paham Kenapa Menteri Hanif Main Bentak saat Sidak
Mantan Menaker Awaloedin Djamin mengatakan, buruh memang tidak boleh kalah oleh korporasi. Sebab, korporasi bisa kaya raya karena jasa para buruh. "Sekarang, buruh harus menjadi subyek pembangunan, bukan lagi obyek penderita," katanya. "Untuk itu, maka perlu ada revisi UU," tambahnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Main Bentak Saat Sidak, Hanif Dicap Lebay, Reshuffle?
Redaktur & Reporter : Boy