Menaker Ida Fauziyah Apresiasi Gerakan 1.000 Pengusaha Mengajar yang Diinisiasi Apindo

Rabu, 31 Januari 2024 – 14:53 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (lima dari kanan) saat hadir pada acara Kick Off Pengusaha Mengajar Tahun 2024 di SMK Mitra Industri MM2100 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/1). Foto: Dokumentasi Humas Kemnaker

jpnn.com, CIKARANG - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengapresiasi gerakan 1.000 Pengusaha Mengajar.

Hal itu disampaikannya pada acara Kick Off Pengusaha Mengajar Tahun 2024 di SMK Mitra Industri MM2100 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (31/1).

BACA JUGA: Menaker Ida Sebut Transformasi BLK Kurangi Kesenjangan Keterampilan

Menaker Ida menyebut gerakan yang diinisiasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tersebut sebagai kontribusi nyata dari para pelaku usaha dalam menyiapkan dan meningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya yang akan masuk ke pasar kerja.

"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan apresiasi, penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pengusaha yang terlibat dalam program ini dan Apindo, serta seluruh pihak yang memiliki kepedulian terhadap kualitas SDM tenaga kerja," kata Menaker Ida Fauziyah.

Dia mengungkapkan hingga kini masih banyak persoalan yang berkaitan dengan kualitas SDM atau tenaga kerja, di antaranya pada sisi suplay yaitu melalui pendidikan atau pelatihan yang dianggap tidak terjadi link and match ketenagakerjaan.

BACA JUGA: Stafsus Menaker Dorong Modernisasi Pasar Batang Agar Punya Daya Tarik Bagi Pembeli

Menurut Menaker Ida, permasalahan link and match dapat dikatakan permasalahan klasik yang selalu hadir dalam dinamika ketenagakerjaan.

"Jika dibedah lebih dalam lagi persoalan link and match tidak hanya dapat dilihat dari kualitas lulusan lembaga pendidikan atau pelatihan, tetapi harus dilakukan analisis yang lebih komprehensif," ungkapnya.

BACA JUGA: Kemnaker Raih 2 Penghargaan dari KASN, Ini Pesan dan Harapan Menteri Ida Fauziyah

Menaker Ida menilai belum meratanya kualitas pendidikan atau pelatihan disebabkan oleh beberapa faktor.

Mulai dari kurangnya tenaga pengajar instruktur dan pelatih baik dari aspek jumlah maupun kompetensi, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, maupun kondisi geografis yang dapat menghambat akses seseorang untuk mendapatkan pendidikan atau pelatihan yang berkualitas.

"Faktor-faktor itu semua pada akhirnya bermuara pada ketidaksesuaian antara lulusan pendidikan atau pelatihan dengan ekspektasi dari para pelaku usaha atau tidak link and match, sementara dampak dari ketidaksesuaian tersebut adalah terjadinya pengangguran," tegasnya.

Oleh karena itu, Menaker Ida berharap melalui gerakan 1.000 pengusaha mengajar ini dapat semakin mengakselerasi dan mengefektifkan link and match.

Para pengusaha disebutnya memiliki pengalaman dan kompetensi yang bisa dibagikan.

Menaker Ida menambahkan gerakan pengusaha mengajar ini adalah salah satu cara memperkecil mis match karena pengusaha yang tahu kebutuhannya.

"Dia memberikan insight kepada gurunya, fasilitatornya, dan mungkin siswanya secara langsung, sehingga benar-benar terjadi link and match," pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler