Menaker: Iklim Investasi Kondusif Ciptakan Lapangan Kerja

Rabu, 02 Mei 2018 – 20:33 WIB
Menaker Hanif Dhakiri saat memberikan sambutan dalam silaturahmi dengan para pekerja di kawasan industri. Foto: Istimewa

jpnn.com, BEKASI - Pemerintah akan terus memberikan perhatian secara serius terhadap iklim investasi yang kondusif agar penciptaan lapangan kerja meningkat dan roda ekonomi terus berputar.

Indonesia memerlukan investasi karena tak bisa mengandalkan APBN semata dalam pembangunan dan penciptaan lapangan kerja.

BACA JUGA: May Day Berlangsung Kondusif, Menaker Beri Apresiasi

"Peningkatan jumlah investasi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, membawa dampak kesempatan kerja pun semakin bertambah dan menurunkan angka pengangguran," Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri saat mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara silaturahmi dengan 1.500 pekerja di kawasan industri PT Panasonic Gobel Economy Indonesia (PGEI), Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (2/5).

Dalam acara tersebut, turut hadir Direktur ILO di Indonesia Michiko Miyamoto, Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan Guntur Wicaksono, Pimpinan Panasonic Gobel Rachmat Gobel, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI Jamsos) Haiyani Rumondang, Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK) Maruli A. Hasoloan dan Kadisnakertrans Jawa Barat Ferry Sofwan Arief.

BACA JUGA: PT Thiess dari Sangata Raih Juara Lipesia 2018

M. Hanif Dhakiri mengungkapkan, data World Economic Forum (WEF) daya saing Indonesia berada di peringkat ke-36 dari 137 negara-negara seluruh dunia. Rangking tersebut naik lima peringkat dari kedudukan sebelumnya di posisi 41.

"Penyebab meningkatnya daya saing dan investasi Indonesia diantaranya adanya pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, pembangunan sumber daya manusia melalui investasi pendidikan, kesehatan, guna meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat," kata Hanif.

BACA JUGA: Moeldoko: Pemerintah Bersama Buruh

Menteri Hanif menyatakan, dari laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total investasi yang masuk ke Indonesia per tahun 2014 sejumlah 463,1 triliun. Sedangkan sampai akhir tahun 2017, investasi yang masuk sejumlah 692,9 triliun. "Artinya terjadi peningkatan sebesar 229.8 triliun, " kata Menaker Hanif.

Dalam kesempatan silaturrahim tersebut, Menteri Hanif memberikan apresiasi yang tinggi kepada keluarga besar PT Panasonic Gobel dan investor Jepang yang telah banyak berkontribusi bagi peningkatan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kapasitas ekspor.

Sementara itu, Rachmat Gobel menyatakan bahwa pihaknya mendukung langkah pemerintah dan berkomitmen membangun kualitas tenaga kerja yang kompeten.

Hal itu terlihat dari 2.500 karyawan, dengan tenaga ahli Jepang sebanyak 30 orang atau 1,2 persen.

"Sejak 58 tahun lalu didirikan, kami komitmen membangun SDM berkualitas sebelum memproduksi barang," kata Rachmat.

Rachmat menambahkan sebagai ungkapan terima kasih kepada pemerintah, setiap tahunnya ada 400 engineer dan teknisi produksi Indonesia, yang ditraining di Jepang dalam tiga tahun. Setidaknya ada 500 lulusan SMA atau sederajat ditraining ke Jepang.

"Melalui proses training ini, interaksi tenaga ahli Jepang yang telah memiliki pengalaman dan jam kerja dengan tenaga Indonesia telah meningkatkan kualitas manusia ke sumber daya Iptek Indonesia," jelasnya.

Panasonic Gobel Grup saat ini memiliki 18 ribu karyawan dengan jumlah tenaga kerja ahli dari Jepang sebanyak 99 orang atau hanya 0,55 persen.

Ditambahkan Rachmat, Jepang saat ini merupakan investor kedua terbesar dalam lima tahun terakhir. Saat ini telah hadir 1500 perusahaan Jepang yang berinvestasi di Indonesia selama 15 tahun terakhir.

"Sebanyak 4,7 juta lapangan kerja tercipta dan 93,3 persen adalah TKI dan 6,7 persen tenaga ahli Jepang, " kata Rachmat. (jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... May Day, Momentum Kebersamaan Pekerja, Pengusaha, Pemerintah


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler