Menaker Sebut Pandemi Covid-19 Jadi Tantangan dalam Melaksanakan HRM

Kamis, 08 Juli 2021 – 10:11 WIB
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan adanya transformasi di masa pendemi COVID-19 ini menjadi tantangan bagi dunia usaha dalam melaksanakan HRM. Foto: Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan adanya transformasi di masa pendemi COVID-19 ini menjadi tantangan bagi dunia usaha dalam melaksanakan Human Resource Management HRM.

Menurutnya, HRM memiliki peran sangat penting dalam mendukung pemerintah memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

BACA JUGA: Kemnaker: Pekerja yang Terpaksa WFH Berhak Mendapat Upah

Melalui  peranan HRM yang mumpuni dan adaptif, serta inovatif menghadapi perubahan di era transformasi digital ini, maka perusahaan mampu memiliki sumber daya untuk berkontribusi positif dalam proses pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Peran HRM juga sangat penting dalam membangun resilence atau ketahanan SDM di masa pandemi yang beresiko bagi sisi keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan," ujar Fauziyah saat menjadi keynote speaker pada acara Corporate Rating Award Human Capital on Resilience Award 2021 bertemakan Peran Strategis HRM dalam Ketahanan Keberlangsungan Bisnis yang Berkelanjutan di masa Kenormalan Baru  secara virtual di Jakarta, Rabu (7/7).
.
Ida Fauziyah menegaskan kesehatan karyawan menjadi kunci utama bagi keberlangsungan usaha di saat pandemi.

BACA JUGA: PPKM Darurat, Kemenaker: Pekerja Terpaksa WFH 100 Persen Berhak Dapat Upah

Perusahaan khususnya divisi HR diharapkan mampu memitigasi risiko dan memastikan keselamatan dan kesejahteraan karyawan di perusahaannya.

Menaker Ida meminta Divisi Human Resource (HR) yang menjadi ujung tombak perekrutan dan pengembangan talenta di tiap perusahaan, harus terus beradaptasi menyesuaikan dengan perubahan pola kerja dan kebutuhan skill terkini yang sesuai dengan arah dan strategi perusahaan.

BACA JUGA: Kemnaker Optimalkan Peran Pusat Pasar Kerja

“Tanpa adanya adaptasi yang tepat maka perusahaan bisa gagal dalam mendapatkan talenta yang tepat untuk menghadapi persaingan di era digital ini,“  katanya.

Menaker Ida menambahkan selain penting dalam proses link and match antara kompetensi dan talenta calon pekerja dengan kebutuhan perusahaan, peran HRM dalam pengembangan kompetensi dan karier karyawan juga sangat penting.

“Tanpa program inovatif dan sesuai dengan perkembangan terbaru, kualitas dan kompetensi SDM perusahaan akan mandeg, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas dan daya saing perusahaan,"  ujar Ida Fauziyah.

Menaker menegaskan transformasi di masa pandemi ini, selain pola kerja dan jenis pekerjaan yang berubah, profil, dan skill tenaga kerja yang dibutuhkan di masa depan juga berubah.

Hal ini tentu menuntut inovasi dan adaptasi strategi pengembangan SDM bagi semua pihak, mulai dari pemerintah hingga dunia usaha.

“Karena kunci dari resilience (ketahanan) dan daya saing di tingkat global adalah kualitas dan kapabilitas SDM yang mumpuni," kata Ida Fauziyah.

Menaker pun kembali mengingatkan perusahaan agar terus mengikuti peraturan dan imbauan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah, termasuk dalam hal penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat saat ini jangan dijadikan alasan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Di masa PPKM Darurat ini, diharapkan tidak dimanfaatkan untuk memperburuk atau menambah masalah ketenagakerjaan.

“Meski saya benar-benar tahu, ini sesuatu yang tidak gampang, sesuatu yang sulit. Tetapi saya berharap kiranya perusahaan-perusahaan tidak melakukan PHK dalam kondisi PPKM darurat ini. Semua pihak harus mengupayakan agar dalam situasi ini tidak terjadi pemutusan hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh," kata Ida Fauziyah.

Dalam kesempatan ini, Menaker Ida Fauziyah juga memberikan apresiasi atas penghargaan yang diterima oleh beberapa perusahaan HR peraih Human Capital on Resilence Award 2021.

“Semoga penghargaan ini bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk mengikuti jejak perusahaan yang agile, adjustable dan memiliki tata kelola yang baik dan juga semakin memotivasi untuk terus berkarya bagi pembangunan SDM Indonesia," katanya.

Dalam sambutannya, Ketua World Safety Organization (WSO) Indonesia Soehatman Ramli mengatakan sangat penting acara ini karena terkait bagaimana membangun SDM Indonesia. Karena Indeks SDM Indonesia masih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura.

“Ini menunjukkan kualitas SDM kita masih perlu kita tingkatkan dan optimalkan," katanya.

Sedangkan Ketua Penyelenggara Corporate Rating Award Maya Julianti mengatakan setelah menilai 400 perusahaan dan disaring menjadi 100 perusahaan. Kemudian, mengerucut sampai 25 perusahaan untuk mengikuti seluruh proses rangkaian penilaian serta berhak memperoleh penghargaan Human Capital on Resilience Execellence Award 2021 dengan berbagai kategori.

“Kami menyambut positif Bu Menaker Ida Fauziyah mendukung penuh acara ini untuk mendorong pertumbuhan sektor usaha, sehingga ekonomi Indonesia tetap bertahan di masa pandemi Covid-19 ini,“  katanya. (jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler