Menangkap Rezeki Durian Runtuh Piala Dunia

Dari Jual Celengan hingga Undang Cannavaro

Jumat, 02 Mei 2014 – 06:27 WIB

jpnn.com - PERAYAAN sepak bola akbar Piala Dunia selalu ditunggu masyarakat dunia. Bahkan, seseorang yang bukan pencinta sepak bola sekalipun, bisa tiba-tiba menjadi pencinta sepak bola jika turnamen empat tahun sekali itu berlangsung.

 

Perhitungan asosiasi sepak bola dunia FIFA pasca Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan berakhir menyebutkan, Piala Dunia menciptakan 695 ribu pekerjaan baru, sekitar 5 miliar orang jadi penonton, dengan lebih dari 18 ribu perusahaan media dan 50 ribu wartawan asing melaporkan peristiwa tersebut selama 30 hari terus-menerus.

BACA JUGA: Benfica Hadapi Sevilla di Final Europa League

Pendeknya, Piala Dunia dapat menjadi stimulus perekonomian yang dahsyat. Kehadirannya selalu membawa durian runtuh bagi siapa saja; tuan rumah, peserta, hingga negara yang warganya gila bola seperti Indonesia.

BACA JUGA: Babak I, Juventus Ditahan Imbang Benfica 0-0

Moleknya keuntungan yang dijanjikan Piala Dunia itu sudah lama diincar PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Perusahaan media milik grup Bakrie ini tak sayang membuka brankas untuk menyetorkan USD 60 juta setara Rp 700 miliar (kurs Rp 11.600) kepada FIFA untuk dapat mengapit hak siar Piala Dunia 2014 di Indonesia.

Direktur Keuangan VIVA Sahid Mahudi mengatakan, dana sebesar itu dinilai perusahaan sebanding dengan potensi keuntungan yang diincar. "Sepak bola adalah olahraga paling digemari masyarakat Indonesia. Olahraga ini tidak mengenal golongan, agama, dan ras, sehingga pasar yang bisa kami garap sangat luas," papar Sahid menjelaskan alasan invetsasi perusahaannya kepada Jawa Pos, Rabu (30/4).

BACA JUGA: Hadapi Persija, Arema Cronus Krisis Pemain

VIVA membagi penggunaan hak siar Piala Dunia 2014 kepada tiga anak perusahaannya, yakni TVOne, ANTV, dan VIVA Plus. Selain strategi on air melalui program TV, sosialisasi dilakukan melalui agenda off air dari satu kota ke kota lain di Indonesia.

"Ada banyak caranya. Bisa kita bikin event off air sendiri, atau memanfaatkan yang ada seperti kita bikin program memanfaatkan car free day atau lainnya," terusnya.

Sahid mengaku optimistis share penonton akan meningkat signifikan saat Piala Dunia berlangsung karena event itu bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Tanpa ada Piala Dunia saja, jam utama (prime time) penonton TV bertambah pada jam sahur sampai subuh dari sebelumnya hanya sekitar pukul 17.00 sampai pukul 22.00 pada hari biasa.

Piala Dunia yang berlangsung di Brasil dan tayang secara langsung di Indonesia pada sekitar subuh sampai pagi. Dengan demikian, kata Sahid, prime time pada Ramadan tahun ini akan berlangsung lebih lama. "Bahkan, bisa saja 12 jam. Jadi, nanti bukan hanya umat muslim yang bangun pagi untuk Sahur, tetapi semua penggemar sepak bola," ujar Sahid.

Presiden Direktur VIVA Erick Thohir mengungkapkan, saat Piala Dunia dan Ramadan nanti, ANTV akan kebanjiran hingga 700 persen penonton bila dibandingkan dengan hari-hari normal.

"Perkiraan ini mengacu survei Nielsen dalam Piala Dunia sebelumnya," ujar pengusaha yang juga presiden klub sepak bola Inter Milan itu.

Menurut Erick, TV share ANTV pada Maret 2014 terus naik. Dari semula 6,7 persen (rata-rata 2013) menjadi 8,7 persen dan mengantarkan ANTV menembus lima besar TV nasional terkemuka.

Tak hanya menggenjot penonton di stasiun TV nasional non-bayar (free to air), VIVA juga mengambil momentum Piala Dunia untuk meluncurkan stasiun TV berbayar (kabel), VIVA Plus pekan lalu dan saat ini mulai berjualan. "Sampai hari ini (30/04) waiting list-nya sudah 100 ribu pelanggan. Kami pakai teknologi satelit," ungkap Sahid.

VIVA Plus akan bersaing dengan beberapa pelaku di industri TV berbayar yang sudah eksis, terutama milik grup MNC (Indovision) dan grup Lippo (First Media). Nilai jual VIVA Plus, menurut dia, tentu saja sajian maksimal Piala Dunia 2014. "Kami ada sembilan channel khusus terkait Piala Dunia. Dari sembilan itu ada dua yang teknologinya high definitive (HD)," urai Sahid.

Tak hanya perusahaan pemilik hak siar TV yang sibuk menyambut hadirnya Piala Dunia. Kalangan BUMN juga tak mau ketinggalan. BUMN Migas PT Pertamina memanfaatkan event empat tahunan itu sebagai ajang menggeber merek jajaran BBM-nonsubsidi pertamax. Hal itu dilakukan dengan program Jalan Pertamaxku Bersama Cannavaro.

Apa hubungan bola dengan bisnis migas? Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir mengaku, promosi yang bersangkutan dengan momen Piala Dunia baru pertama dilakukan perusahaannya. Biasanya, promo undian Pertamina berhubungan dengan olahraga otomotif. Misalnya, undian menonton F1 di Italia yang sudah berjalan empat tahun.

"Ini sebagai salah satu strategi marketing kami. Popularitas Piala Dunia kami harapkan ikut mengangkat penjualan pertamax series. Dengan demikian, BBM nonsubsidi kami lebih dikenal. Tentu ujungnya, konsumsi BBM bersubsidi juga bisa dikurangi," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (1/5).

Pada upaya pertama itu Pertamina tidak hanya menawarkan akomodasi ke Brasil. Perseroan itu sengaja mengundang kapten timnas Italia pada Piala Dunia 2006 Fabio Cannavaro untuk menemani sepuluh pemenang undian menonton Piala Dunia. Meski menolak menyebut angka, Ali mengaku harus merogoh kocek cukup dalam untuk strategi satu ini.

"Kenapa harus Cannavaro? Kami menilai dia yang paling familier dengan konsumen Indonesia. Kan liga yang dikenal Indonesia itu ada beberapa, seperti Liga Inggris, Spanyol, dan Italia. Nah, image Italia di piala dunia kan cukup kuat. Cannavaro menjadi sosok penting waktu Italia menang pada 2006. Kebetulan tahun ini dia juga available. Sebenarnya, itulah yang paling penting," jelasnya.

Perusahaan ritel tentu juga tak membiarkan euforia Piala Dunia berlalu begitu saja. Perusahaan ritel nasional, Alfamart, sudah jauh hari mendaftarkan diri sebagai official licensed merchandise dari FIFA di ajang Piala Dunia Brazil 2014. Melalui promo Piala Dunia 2014, Alfamart berharap omzet penjualan melambung 10-15 persen dibanding tahun-tahun tanpa Piala Dunia.

"Sebagai pemegang official licensed merchandise, kami berhak menjual merchandise original dengan varian enam negara dan maskot resmi dari Piala Dunia FIFA 2014 Fuleco. Enam negara itu adalah Argentina, Brasil, Inggris, Jerman, Belanda, dan Italia," ujar Operation Community Relation Manager Regional V (Indonesia Timur) Faruq Asrori kemarin (1/5).

Sejak akhir 2013, pernak-pernik PIala Dunia itu ditebar di jaringan Alfamart yang mencapai 8.557 toko di seluruh penjuru Indonesia.."Alfamart merupakan satu-satunya minimarket yang mulai menjual merchandise piala dunia Brasil sejak Desember lalu," ungkap Faruq.

Dia menjamin, kalau masuk ke toko Alfamart, pengunjung pasti merasakan nuansa World Cup Brasil 2014 yang begitu kental. "Momen Piala Dunia 2014 ini memang kami manfaatkan dengan baik untuk melayani para pengunjung yang fanatik dengan sepak bola," terangnya.

Beberapa merchandise yang dijual di Alfamart adalah celengan, gantungan kunci, botol minum, mug, sandal, topi, bola, terompet, korek api, handuk, baju anak, tempat makan dan barang-barang eksklusif lain yang dapat dibeli secara langsung di toko Alfamart. "Koleksi merchandise itu sangat terjangkau harganya, yakni Rp 2.900 sampai dengan Rp 99.000 per item," sebutnya.

Faruq mengungkapkan, setiap hari satu toko Alfamart dikunjungi 300-400 orang. Dengan traffic kunjungan setinggi itu, Alfamart yakin ada saja mania bola yang datang ke tokonya.

Animo tertinggi pelanggan terhadap Piala Dunia semakin terlihat di kuartal dua atau mulai April 2014. "Bahkan, masyarakat yang bukan pencinta bola juga membelinya sebagai hadiah," ungkapnya. (gen/bil/wir/c2/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Juventus, Benfica Hindari Strategi Parkir Bus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler