Mendaratkan Larik Gogo di Bumi Kebumen

Minggu, 14 Januari 2018 – 13:54 WIB
Ilustrasi sawah. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Larik gogo (Largo) adalah terobosan teknologi budidaya padi gogo dengan merekayasa jumlah populasi per ha minimal 200.000 rumpun dengan menerapkan cara tanam jajar legowo.

Penanaman dilakukan dengan alsin tabela larik pola jarwo 2:1.

BACA JUGA: Harga Gabah Untungkan Petani, Gapoktan Subur Asri Semringah

Varietas unggul padi gogo Inpago 8, 9, 10 dan IPB 9G provitas tinggi adalah kombinasi wajib larik gogo plus pupuk hayati, pestisida nabati dan biodekomposer.

Kebumen, Jawa Tengah dipilih sebagai lokasi uji karena wilayah lahan kering yang luas menghampar sepanjang pantai selatan baik terbuka maupun ditanami tanaman tahunan terutama kelapa.

BACA JUGA: Petani Serang: Jangan Ganggu Bulan Madu Kami

Tim Badan Litbang Pertanian Kementan terdiri dari Puslitbang Tanaman Pangan, Balai Besar Penelitian Padi serta Dinas Pertanian Kab. Kebumen mengunjungi pertanaman yang sudah mulai masuk fase panen pada Sabtu (13/1).

Tepatnya di Desa Banjarejo dan Desa Puliharjo Kecamatan Puring.

BACA JUGA: Aneh Banget, Kemendag Mengimpor Beras saat Kondisi Surplus

Performa tanaman pada hamparan terbuka bagus, sehingga target provitas 10 t/ha optimis tercapai.

Petani terkesan dengan Inpago 9 dan 10, tapi akan menguji beras dan rasa nasi sebelum memutuskan pilihan.

Sedangkan performa tanaman dibawah tegakan kelapa masih perlu mendapat perhatian terutama pengendalian hama dan pemupukan.

Lokasi kegiatan sekitar 1 - 3 km dari laut, 20-50 mdpl. Namun demikian, air yang mengairi persawahan tidak asin.

Penanaman largo dilakukan dengan sistem jajar legowo 2:1 pada hamparan seluas 30 ha dengan perkiraan provitas 10 ton/ha, harga gabah saat ini Rp. 5.500.

Pola tanam eksisting adalah padi - palawija. Sedang di bawah tegakan kelapa kosong atau hortikultura sayur dan bumbu.

Andriko Noto Susanto (Kepala Puslitbangtan) mengungkapkan penerapan teknologi Largo Super dimulai saat menggunakan varietas adaftif dengan provitas tinggi.

Teknologi ini tepat dalam pengelolaan di lahan kering terbuka maupun ternaungi tanaman hutan dan perkebunan di Indonesia. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiada Hari Tanpa Panen di Yogyakarta


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler