Mendiang Deddy Sutomo, Guru SMEA yang Menjadi Pendekar

Rabu, 18 April 2018 – 12:45 WIB
Mendiang Deddy Sutomo. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Kepergian aktor senior Deddy Sutomo meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan insan perfilman tanah air.

Semasa hidup, Deddy Sutomo dikenal sebagai aktor legendaris yang berdedikasi tinggi.

BACA JUGA: Jenazah Deddy Sutomo Dikebumikan di TPU Tanah Kusir

Deddy Sutomo muda terkenal sebagai pendekar Panji Tengkorak yang booming di tahun 1970-an.

Sederetan film lain juga pernah dibintanginya, yakni santri (film Atheis), peranakan Tionghoa (film Mustika Ibu), pawang buaya (Buaya Putih).

BACA JUGA: Kabar Duka, Aktor Senior Deddy Sutomo Tutup Usia

Dia juga pernah memerankan tokoh Jenderal Sudirman dalam film Janur Kuning.

Kemudian, dia bermain dalam film Tutur Tinular III tahun 1998.

Baca juga: Jenazah Deddy Sutomo Dikebumikan di TPU Tanah Kusir

Pada 2006, dia kembali tampil di layar lebar dalam film Maskot. 

Dua tahun berikutnya Deddy tampil dalam film Doa Yang Mengancam sebagai Pak Tantra.

Di era 2010-an, pria kelahiran 26 Juni 1941 ini membintangi film Menebus Impian, Tanda Tanya, Ayat Ayat Adinda, Mencari Hilal.

Pada 2015, Deddy meraih penghargaan terbesar sepanjang kariernya yaitu Aktor Utama Terbaik di Festival Film Indonesia dalam perannya sebagai Mahmud dalam film Mencari Hilal.

Jadi Anggota DPR

Sempa memutuskan meninggalkan dunia akting dan mencoba menjadi pengusaha dengan mendirikan PT Jakarta Pelangi Production.

Tapi akhirnya Sang Panji Tengkorak ini masuk bidang politik. Diawali dengan duduk dalam MPP (Majelis Perimbangan Partai) PDI Perjuangan.

Dia kemudian dicalonkan sebagai wakil rakyat di Daerah Pemilihan Jawa Tengah II.

Pada pemilu tahun 2004, Deddy Sutomo pernah terpilih menjadi anggota DPR RI, dan berada dalam komisi X (Bidang Pendidikan).

Guru SMEA

Walaupun sejak muda tertarik pada dunia seni budaya, Deddy memulai kariernya sebagai guru di SMEA Negeri Klaten, dan mengajar Prakarya.

Tidak puas sebagai guru, Deddy kemudian dirinya mencoba hijrah ke Jakarta untuk mengubah nasib.

Semula Deddy menjadi tenaga kreatif di PT Sanggar Prativi.

Kemudian, dia meningkatkan kemampuan aktingnya dengan mengikuti kursus elementer sinematografi yang diselenggarakan oleh Yayasan Film Indonesia.

Barulah pada 1970, Deddy resmi berakting lewat film pertamanya berjudul Awan Jingga.

Kini, sang Panji Tengkorak telah tiada. Dia mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (18/4) pukul 07.00 WIB.

Dia diketahui sempat menderita gagal jantung dan dirawat di rumah sakit Harapan Kita selama sepuluh hari. (mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler