Mendikbud Dorong SMK Gandeng Industri Susun Kurikulum

Sabtu, 05 Januari 2019 – 18:11 WIB
Siswa SMK melaksanakan UNBK. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memegang peranan penting dalam melengkapi pesatnya pembangunan yang bersifat fisik saat ini.

Keseriusan pemerintah dalam menguatkan peranan SMK ditunjukkan melalui program revitalisasi SMK Kemendikbud yang telah berjalan selama dua tahun.

BACA JUGA: Guru Honorer NTB Dapat Tunjangan Khusus Rp 2 Juta per Bulan

"Saya optimistis revitalisasi ini akan menopang, mendukung, melengkapi semakin banyaknya pembangunan infrastruktur fisik," kata Menteri Muhadjir, Sabtu (5/1).

Dia menjelaskan, strategi pemerintah sedikit bergeser, dari sebelumnya yang fokus pada pembangunan infrastruktur fisik. Tahun ini menjadi lebih fokus kepada pembangunan sumber daya manusia. Dan SMK menjadi andalan pemerintah dalam menyiapkan tenaga terampil.

BACA JUGA: Mendikbud: Penat Hanya Ada di Pikiran

"Memang kalau ingin maju, kalau ingin menyiapkan tenaga kerja terampil itu ya SMK. Tetapi SMK yang bagus," ujar dia.

Program revitalisasi SMK berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016, semakin menunjukkan dampak yang positif. Di antaranya, menurut Menteri Muhadjir semakin eratnya hubungan SMK dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), meningkatnya tingkat kebekerjaan siswa, serta kurikulum yang berbasis kebutuhan industri.

BACA JUGA: Penjelasan Terkini Mendikbud soal CPNS dari Guru Honorer

"Sekarang ini kami balik, bukan lagi supply based tetapi demand based. Jadi kurikulum berbasis permintaan (industri)," kata Muhadjir.

Dia berpesan agar SMK bisa mengajak industri untuk menyusun kurikulum bersama. Selain itu, juga dapat memberikan rekognisi melalui sertifikasi kompetensi kepada para lulusan.

"Kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri harus diperbanyak. Terutama yang sudah memiliki reputasi. Dan ini jangan sekadar sertifikat saja, tetapi pihak mitra benar-benar ikut terlibat menyusun kurikulum. Kalau bisa karyawannya ikut mengajar," tutur Kemendikbud.

Pada 2018, Kemendikbud menyalurkan bantuan revitalisasi SMK senilai Rp 7,5 miliar kepada enam SMK percontohan. Di antaranya SMK Negeri 6 (Pariwisata), Semarang, Jawa Tengah, SMK Negeri 1 (Pertanian), Bawen di Jawa Tengah, SMK Mundu (Kemaritiman) di Jawa Barat, SMK Kalasan (Industri Kreatif) di Yogyakarta, SMK Muhammadiyah (Kesehatan dan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial) di Metro Lampung, dan SMK Negeri 5 (Teknologi dan Rekayasa) Surabaya. Enam SMK tersebut dipilih sesuai dengan bidang yang menjadi prioritas nasional yang ditetapkan pemerintah.

"Ini jadi percontohan yang menerima bantuan relatif cukup besar dari Kemendikbud, untuk (penyediaan) bangunan laboratorium dan ruang praktik dan untuk penyediaan peralatan praktik," tambah Direktur Pembinaan SMK M Bakrun. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Simak nih Penjelasan Mendikbud soal Revitalisasi SMK


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Mendikbud   SMK  

Terpopuler