jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan guru penggerak berpeluang besar menjadi kepala sekolah.
Guru penggerak merupakan program yang dirancang untuk memberikan pembekalan kompetensi kepada para guru mulai dari jenjang TK/PAUD hingga SMA, guna menyiapkan pemimpin pembelajaran masa depan.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Mendikbud Nadiem soal Formasi PPPK dari Guru Honorer, Tolong Disimak
"Ke depan, kalau mau punya karier sebagai kepala sekolah harus melewati program guru penggerak, karena ini bukan cuma program penguatan, tapi juga kepemimpinan," terang Mendikbud saat kunjungan kerja ke Sorong sejak 10 Februari 2021.
Untuk angkatan pertama, program guru penggerak dibatasi hanya untuk 2.800 orang.
BACA JUGA: Kalau Ada yang Kenal Orang Ini Segera Laporkan ke Polisi, Perhatikan Ciri-cirinya
Mendikbud memastikan selanjutnya kuota program guru penggerak akan ditambah, seiring dengan tingginya minat para guru.
Lebih lanjut, mendikbud berharap dengan mengikuti program guru penggerak, para guru bisa mengubah pola pikir untuk selalu mengutamakan siswa dalam proses pembelajaran.
BACA JUGA: Aneh, Banyak Karangan Bunga Terbalik di Halaman Rumah Moeldoko
"Sebenarnya, melalui program guru penggerak Kemendikbud bukannya mau mengajari menjadi guru. Semua guru yang baik tahu bahwa ada yang tidak beres dengan cara kita mengajar," ujarnya.
"Prosesnya ada yang salah. Padahal insting guru itu sudah benar. Jadi tugas Kemendikbud adalah memerdekakan insting itu," sambungnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril mengatakan Kota Sorong termasuk angkatan pertama dalam program guru penggerak. Hingga saat ini, kata Iwan ada 15 guru dari berbagai sekolah di Kota Sorong sedang menjalani pembekalan kompetensi guru penggerak selama sembilan bulan ke depan.
"Tahun depan akan ada lagi. Jadi totalnya ada enam angkatan. Setelah enam angkatan nanti akan balik lagi ke kota yang sama. Namun, untuk tahun ini sudah (tutup), tahun depan ayo berlomba ikut," ajak Iwan. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad