JAKARTA - Kementerian pendidikan dan kebudayaan sudah bisa bernafas lega karena Kementerian Keuangan telah mencairkan Daftar Isian Perencanaan Anggaran (DIPA) untuk Kurikulum 2013 senilai Rp 829 miliar.
Dengan demikian, penandatanganan kontrakpun telah dilakukan dengan pemenang tender pencetakan buku Kurikulum baru tersebut. "Sudah kontrak dengan perusahaan percetakan pemenang tender, dan semua sudah ada jadwal serta prosedurnya," kata Mendikbud M Nuh, Rabu (12/6) di Jakarta.
Dia memastikan tanggal 15 Juli saat tahun ajaran 2013/2014 dimulai, buku Kurikulum baru tersebut sudah ada di sekolah. Saat ini pengaadaan buku tersebut dilakukan oleh masing-masing direktorat. Untuk menghindari kasus yang terjadi saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Nuh telah memerintahkan Inspektorat Jendral Kemdikbud untuk melakukan pengawasan secara menyeluruh.
Ditegaskannya juga bahwa mekanisme pengadaan buku sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Menurutnya, pengadaan buku kurikulum tersebut untuk menata politik perbukuan. Bahkan harga buku yang dicetak lebih murah di banding harga di pasaran. Namun bukan berarti proyek ini menguntungkan bagi kementerian.
"Sebelum menentukan harga, kita sudah melakukan survei ke penerbit, toko buku, dan sekolah, dan kita pastikan harganya jauh lebih murah. Misalnya buku Matematika kelas X, isinya 392 halaman, harganya hanya Rp 18.700. Buku bahasa Indonesia hanya sepuluh ribu, itu sudah sampai disekolah," ungkap Nuh.
Ditambahkannya, buku tersebut masih bisa direvisi berdasarkan kritik dari pembaca dan masyarakat untuk menyempurnakannya. Apabila harus direvisi, maka akan dilakukan pada edisi cetak tahun ajaran berikutnya.(Fat/jpnn)
Dengan demikian, penandatanganan kontrakpun telah dilakukan dengan pemenang tender pencetakan buku Kurikulum baru tersebut. "Sudah kontrak dengan perusahaan percetakan pemenang tender, dan semua sudah ada jadwal serta prosedurnya," kata Mendikbud M Nuh, Rabu (12/6) di Jakarta.
Dia memastikan tanggal 15 Juli saat tahun ajaran 2013/2014 dimulai, buku Kurikulum baru tersebut sudah ada di sekolah. Saat ini pengaadaan buku tersebut dilakukan oleh masing-masing direktorat. Untuk menghindari kasus yang terjadi saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Nuh telah memerintahkan Inspektorat Jendral Kemdikbud untuk melakukan pengawasan secara menyeluruh.
Ditegaskannya juga bahwa mekanisme pengadaan buku sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada. Menurutnya, pengadaan buku kurikulum tersebut untuk menata politik perbukuan. Bahkan harga buku yang dicetak lebih murah di banding harga di pasaran. Namun bukan berarti proyek ini menguntungkan bagi kementerian.
"Sebelum menentukan harga, kita sudah melakukan survei ke penerbit, toko buku, dan sekolah, dan kita pastikan harganya jauh lebih murah. Misalnya buku Matematika kelas X, isinya 392 halaman, harganya hanya Rp 18.700. Buku bahasa Indonesia hanya sepuluh ribu, itu sudah sampai disekolah," ungkap Nuh.
Ditambahkannya, buku tersebut masih bisa direvisi berdasarkan kritik dari pembaca dan masyarakat untuk menyempurnakannya. Apabila harus direvisi, maka akan dilakukan pada edisi cetak tahun ajaran berikutnya.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Penyimpangan, Itjen Awasi Tender Buku Kurikulum 2013
Redaktur : Tim Redaksi