Menebar Spirit Reunifikasi Dua Korea dari Taman Bonsai

Selasa, 30 Mei 2017 – 22:00 WIB
Megawati Soekarnoputri bersama Bum-young Sung, pengelola Spirited Garden (duduk berbaju cokelat) di Jeju, Korea Selatan, Selasa (30/5). Foto: DPP PDIP for JPNN.Com

jpnn.com, SEOUL - Sosok Megawati Soekarnoputri punya tempat istimewa bagi pemerintah Korea Selatan (Korsel). Presiden RI Kelima yang juga ketua umum PDI Perjuangan itu menjadi tumpuan harapan pemerintah di Negeri Gingseng tersebut dalam memuluskan upaya reunifikasi dua Korea.

Sejak Minggu (28/5), Megawati berada di Korsel untuk memenuhi undangan Presiden Moon Jae-in. Putri Proklamator RI itu menggelar pertemuan dengan Presiden Moon di Istana Kepresidenan di Seoul, Senin (29/5).

BACA JUGA: Korsel Ingin Indonesia Menjembatani Hubungan dengan ASEAN

Kantor berita Yonhap mengabarkan, Presiden Moon secara khusus meminta Megawati untuk memainkan peran dalam rangka mencairkan ketegangan di antara dua Korea. Juru Bicara Kepresidenan Korsel Cheong Wa Dae mengatakan, Megawati sudah lama membantu upaya untuk mempertemukan dua pemimpin Korea.

Megawati saat menjadi Presiden RI memang aktif menjembatani hubungan Korsel dengan Korea Utara. Dia juga pernah menemui Kim Dae-jung (Presiden Korsel 1998-2003) dan penggantinya, Roh Moo-hyun dalam rangka menjembatani reunifikasi Korea.

BACA JUGA: Korsel Minta Bantuan Mega untuk Mendorong Reunifikasi Korea

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri di Seoul, Senin (29/5) sore. Foto:Yonhap News Agency

BACA JUGA: Bu Mega Segera Temui Presiden Korea, Inilah Misinya

“Saya kira akan ada hasil yang baik jika anda (Megawati, red) memberikan bantuan sebagaimana sebelumnya,” ujar Cheong Wa mengutip ucapan Moon Jae-in.

Lantas apa respons Megawati? Putri Proklamator RI itu pun memberi respons positif.

“Korea Selatan dan Korea Utara asalnya adalah satu bangsa, saya kira dua Korea semestinya bersatu lagi,” tuturnya.

Meski demikian Megawati juga mengingatkan pemerintah Korsel untuk menggunakan berbagai pendekatan guna memperbaiki hubungan dengan Korut. Antara lain pendekatan budaya, pendidikan, kesehatan ataupun ekonomi.

“Sebuah pendekatan ekonomi akan menjadi yang paling efektif dalam memecahkan masalah antara dua Korea,” cetusnya.

Megawati juga berjanji untuk melobi Pemimpin Korut Kim Jong-un. Jika Presiden Moon memang berkenan, Megawati akan menyampaikan salam hangat untuk Kim Jong-un.

Ternyata Presiden Moon sangat percaya pada Megawati. “Anda bisa menyampaikan segala hal dari pertamuan hari ini (29/5),” tutur Moon merespons Megawati.

Selain menggelar pertemuan di Seoul, Megawati juga melawat ke Jeju. Dia dijadwalkan menjadi pembicara kunci pada Jeju Forum for Peace and Prosperity 2017, Rabu (31/5).

Tokoh dengan nama lahir Diah Permata Megawati Setiawati Sukarnoputri itu juga memanfaatkan kunjungannya di Jeju untuk mengunjungi Spirited Garden, sebuah taman bonsai yang sangat terkenal. Megawati memang dikenal sebagai sosok yang menggemari bertaman dan berkebun.

Saat ini Megawati tercatat sebagai ketua Yayasan Kebun Raya. Namanya juga diabadikan sebagai nama taman di Jeju.

Dalam kunjungan di Spirited Garden, Megawati juga melontarkan semangat untuk reunifikasi Korea. Di taman yang didirikan Bum-young Sung itu pula pula Megawati melayani wawancara khusus dengan Korean Cable TV (KCTV) dan menyampaikan pesan-pesannya bagi kedua Korea.

Wartawan senior KCTV Jung-Hoon Lee dalam wawancara itu menyampaikan harapannya kepada Megawati untuk membantu upaya reunifikasi Korea. Apalagi Presiden Moon Jae-in sudah meminta Megawati menjadi utusan khusus atau special envoy untuk menjembatani hubungan dengan Korut.

"Saya percaya Ibu Megawati akan mampu menjalankan peran sebagai special envoy. Komunikasi buruk selama sembilan tahun terakhir ini akan terjembatani lewat Ibu Mega,” tutur Jung-Hoon.

Anggota Komisi III DPR Herman Hery yang mendampingi Megawati dalam kunjungan di Korsel mengatakan, ada kesamaan pandangan antara presiden perempuan pertama di Indonesia itu dengan Presiden Moon Jae-in. Keduanya sepakat untuk menggunakan pendekatan hati ke hati dalam mengatasi konflik dua Korea.

"Presiden Moon percaya bahwa persoalan politik Selatan dan Utara hanya bisa selesai dari pendekatan kemanusian. Segala blokade dan boikot tidak akan menyelesaikan persoalan. Harus berbicara dari hati ke hati,” ujar Herman.

Lebih lanjut Herman mengatakan, baik Mega ataupun Moon Jae-in sepakat untuk tidak melibatkan asing dalam konflik dua Korea. Sebagai contoh pelibatan Amerika Serikat pasti akan mengundang resistensi dari pihak Korut.

Menurut Herman, akan ada pertemuan antara dua Korea yang bakal digelar sekitar empat bulan mendatang. “Presiden Moon meminta ibu (Megawati, red) untuk turut serta dalam pertemuan itu,” tegasnya.(yonhap/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Patahkan Dominasi Tiongkok Sejak 2005, Korsel Juara Piala Sudirman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler