Bagi seorang petinju, kekalahan KO bisa membuat dunianya runtuh. Banyak kasus, seorang petinju langsung pensiun seusai di-KO lawan. Akankah ini terjadi pada Manny Pacquaio?
= = = = = = = = = = = =
KEKALAHAN KO Manny Pacquiao atas jagoan Meksiko Juan Manuel Marquez pada ronde keenam di MGM Grand, Las Vegas, Nevada (12/12) akan selalu dikenang.
Terhempasnya Pacquiao ke kanvas begitu epik. Pukulan lurus pendek tangan kanan Marquez benar-benar menghujam dengan keras.
Karena begitu dramatisnya, jaringan saluran televisi olahraga terbesar dunia ESPN menobatkan KO tersebut sebagai yang terbaik tahun 2012.
Tidak hanya itu, ESPN menyebut laga brutal tersebut sebagai pertarungan paling hebat tahun 2012, mengalahkan momen saat Brandon Rios menang TKO ronde ketujuh melawan Mike Alvarado (13/10).
Marquez dan penggemar tinju dunia jelas sangat terhibur dengan pertarungan itu. Namun tidak dengan Pacman"julukan Manny Pacquiao. Diprediksi, kiprah ikon tinju dunia dari Filipina tersebut tidak akan sama lagi usai kekalahan memalukan tersebut.
Sebab sudah sangat lama, Pacquaio tidak merasakan kekalahan KO. Kali terakhir, juara delapan kelas berbeda itu kalah KO terjadi pada tahun 1999. Saat itu Pacquiao dijatuhkan jagoan Thailand Medgoen Singsurat.
Menurut legenda tinju dunia Oscar De La Hoya, performa Pacquiao tidak akan sama lagi pada tahun-tahun mendatang."Secara psikologis dia akan selalu dihantui dengan pukulan itu. Dia akan selalu merasakannya," ucap De La Hoya dalam wawancara dengan Radio Power 106 seperti dikutip ESPN.
"Dia akan meragukan dirinya sendiri. "Akankah saya sama lagi," begitu pikirnya. Selalu seperti itu meski saat dia latihan," ucap De La Hoya.
Pria berjuluk Golden Boy itu mencontohkan banyak kasus dalam sejarah tinju dunia ketika karir seorang petinju hancur gara-gara pernah kalah KO. Antara lain Paul Williams. Lalu Roberto Duran yang di-KO Thomas Hearns. Paling baru adalah Ricky Hatton yang segera memutuskan pensiun paska dihabisi Pacquiao.
"Ada sejarah yang terulang dalam tinju. Begitu juga dengan kasus Pacquiao sekarang ini," tandas De La Hoya.
Selain masalah psikolgis, masalah fisik juga menjadi problem tak kalah besar. Contohnya saat Miguel Cotto kalah dengan brutal di tangan Antonio Margarito pada 2008.
Kerusakan fisik yang diakibatkan kekalahan TKO tersebut memang parah. Cotto memang cepat bangkit, namun tetap saja mentalnya sangat terbebani. Trauma itu terjadi setidaknya dalam tiga tahun.
Pacquiao sendiri mengabaikan perkataan De La Hoya. Kepada harian Inggris Guardian, petinju 34 tahun itu sangat siap jika harus melakoni partai kelima melawan Marquez pada tahun 2013 ini.
"Saya memang sempat menganggap enteng Marquez. Saya overconfidence. Namun kalau saya harus berhadapan lagi tahun depan (2013), saya akan siap," tandas Pacquiao. (nur/ang)
= = = = = = = = = = = =
KEKALAHAN KO Manny Pacquiao atas jagoan Meksiko Juan Manuel Marquez pada ronde keenam di MGM Grand, Las Vegas, Nevada (12/12) akan selalu dikenang.
Terhempasnya Pacquiao ke kanvas begitu epik. Pukulan lurus pendek tangan kanan Marquez benar-benar menghujam dengan keras.
Karena begitu dramatisnya, jaringan saluran televisi olahraga terbesar dunia ESPN menobatkan KO tersebut sebagai yang terbaik tahun 2012.
Tidak hanya itu, ESPN menyebut laga brutal tersebut sebagai pertarungan paling hebat tahun 2012, mengalahkan momen saat Brandon Rios menang TKO ronde ketujuh melawan Mike Alvarado (13/10).
Marquez dan penggemar tinju dunia jelas sangat terhibur dengan pertarungan itu. Namun tidak dengan Pacman"julukan Manny Pacquiao. Diprediksi, kiprah ikon tinju dunia dari Filipina tersebut tidak akan sama lagi usai kekalahan memalukan tersebut.
Sebab sudah sangat lama, Pacquaio tidak merasakan kekalahan KO. Kali terakhir, juara delapan kelas berbeda itu kalah KO terjadi pada tahun 1999. Saat itu Pacquiao dijatuhkan jagoan Thailand Medgoen Singsurat.
Menurut legenda tinju dunia Oscar De La Hoya, performa Pacquiao tidak akan sama lagi pada tahun-tahun mendatang."Secara psikologis dia akan selalu dihantui dengan pukulan itu. Dia akan selalu merasakannya," ucap De La Hoya dalam wawancara dengan Radio Power 106 seperti dikutip ESPN.
"Dia akan meragukan dirinya sendiri. "Akankah saya sama lagi," begitu pikirnya. Selalu seperti itu meski saat dia latihan," ucap De La Hoya.
Pria berjuluk Golden Boy itu mencontohkan banyak kasus dalam sejarah tinju dunia ketika karir seorang petinju hancur gara-gara pernah kalah KO. Antara lain Paul Williams. Lalu Roberto Duran yang di-KO Thomas Hearns. Paling baru adalah Ricky Hatton yang segera memutuskan pensiun paska dihabisi Pacquiao.
"Ada sejarah yang terulang dalam tinju. Begitu juga dengan kasus Pacquiao sekarang ini," tandas De La Hoya.
Selain masalah psikolgis, masalah fisik juga menjadi problem tak kalah besar. Contohnya saat Miguel Cotto kalah dengan brutal di tangan Antonio Margarito pada 2008.
Kerusakan fisik yang diakibatkan kekalahan TKO tersebut memang parah. Cotto memang cepat bangkit, namun tetap saja mentalnya sangat terbebani. Trauma itu terjadi setidaknya dalam tiga tahun.
Pacquiao sendiri mengabaikan perkataan De La Hoya. Kepada harian Inggris Guardian, petinju 34 tahun itu sangat siap jika harus melakoni partai kelima melawan Marquez pada tahun 2013 ini.
"Saya memang sempat menganggap enteng Marquez. Saya overconfidence. Namun kalau saya harus berhadapan lagi tahun depan (2013), saya akan siap," tandas Pacquiao. (nur/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putuskan Banding, Nasri Urung Absen
Redaktur : Tim Redaksi