Mengajar Autis Butuh Kesabaran Ekstra

Kamis, 08 November 2012 – 13:23 WIB
CIOMAS-Sabar, salah satu syarat menjadi guru, terutama guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus (autis, red). Sebab, tidak semua orang mampu mengajar anak autis. Selain sabar, kunci utama mengajar anak auitis adakah iklas.

Guru juga dituntut peka, karena mengajar anak autis tidak seperti mendidik anak normal. Seperti sekolah anak autis Puspa Bangsa, di Kompek Perumahaan Good Year, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Sekolah dibawah naungan Yayasan Keluarga Istimewa Indonesia, ini beru berdiri 28 Oktober 2012. Sekolah ini pun beru menerima tujuh siswa yang rata-rata umurnya 14 hingga 18 tahun.

Guru Sekolah Puspa Bangsa, Lukman Anwar mengatakan, ada beberapa siswa yang sekolah di sana belum pernah mengenyam pendidikan. “Salah satu Bimo Adilaksono, yang tidak pernah merasakan bangku sekolah,” ujarnya kepada Radar Bogor, Rabu (7/11).

Walaupun Bimo tidak sekolah, tapi dia memiliki kelebihan dari manusia normal. Lukman menceritakan, Bimo memiliki kelebihan, yaitu sudah bisa membaca. Berdasarkan cerita orangtuanya, Bimo bisa baca karena suka menonton televisi.

“Selain bisa baca dan menulis, dia (Bimo, red) juga bisa memasak terutama nasi goreng. Ini menunjukan kalau anak auitis memiliki kempuan yang harus diarahkan,” paparnya.

Dia mengaku Bimo begitu antusias mengikuti pelajaran di sekolah barunya. Dia belajar Cooking Class. Menurutnya, anak seperti ini butuh penangan khusus, yaitu satu guru satu murid.

Pasalnya, guru harus fokus dan tahu karakter anak yang ditanganinya. “Harapan orangtua bahwa anaknya selain bisa diterima masyarakat, juga bisa mengenyam pendidikan seperti anak normal sehingga dapat bekerja nantinya,” pungkasnya.(abe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Prodi Universitas Brawijaya Raih Akreditasi Internasional

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler