Mengatasi Krisis Iklim, Ilmuwan Desak Sekolah Beralih ke Makanan Nabati

Senin, 26 Juni 2023 – 15:17 WIB
Lembaga pendidikan harus menyadari peran mereka dalam mendorong transisi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan. Foto dok. AFFA

jpnn.com, JAKARTA - Ancaman perubahan iklim di seluruh dunia harus diantisipasi dengan segala cara karena berdampak buruk pada kehidupan manusia dan makhluk lainnya di muka bumi. Selain membatasi emisi karbon juga dengan cara mengatur pola konsumsi makanan.

Menurut hasil studi 23 ilmuwan dari 10 negara yang ditulis dalam The Lancet Planetary Health Journal, mendorong universitas di seluruh dunia memprioritaskan makanan berbasis nabati di kampus mereka.

BACA JUGA: Ilmuwan Australia di Canberra Kembangkan Lemak Buatan untuk Makanan Nabati

Juga secara aktif mengurangi ketergantungan pada makanan berbasis hewani seperti daging, ikan, susu dan telur.

“Sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk menyadari peran mereka dalam mendorong transisi menuju sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” kata Manajer Kebijakan Pangan Act For Farmed Animals (AFFA) Among Prakosa dalam keterangannya dikutip Senin (26/6). 

BACA JUGA: Diskriminasi Sawit Indonesia, Uni Eropa Mengklaim Lindungi Dunia dari Perubahan Iklim

Hal senada diserukan dalam panel antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB (IPCC) dan EAT–Lancet, sebuah komisi yang terdiri dari 37 ilmuwan terkemuka dari seluruh dunia untuk membahas sistem pangan dan keberlanjutan menyebutkan peralihan signifikan ke alternatif berbasis nabati merupakan hal mendasar untuk mencapai target iklim dan menjaga produksi pangan dalam ambang batasnya.

AFFA yang merupakan kelompok koalisi organisasi perlindungan hewan yang beranggotakan Animal Friends Jogja dan NGO Internasional Sinergia Animal, itu yang bekerja untuk mempromosikan pilihan makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan di negara-negara Selatan, termasuk di Indonesia.

Sekolah menjadi penting karena siswa adalah generasi yang akan menanggung beban atas dampak buruk perubahan iklim. Universitas dan sekolah memainkan peran penting dalam membentuk kebiasaan mereka, yang juga sedang dalam fase yang sangat reseptif untuk ikut mendorong perubahan positif.

 “Bukan hanya itu, institusi pendidikan juga harus menunjukkan bahwa mereka ikut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan temuan ilmiah terbaru terbukti telah sepakat menyoroti adanya peran signifikan produk berbasis hewani terhadap kerusakan lingkungan dan masalah mendesak lainnya di zaman kita saat ini,” lanjutnya.

Di Indonesia, Sekolah Citra Bangsa (SCB) Taman Dayu Pandaan di Pasuruan, ikut mengambil bagian dari gerakan global ini. Di bulan Mei, mereka telah menyetujui inisiatif siswa untuk mempromosikan dan menyajikan makanan nabati di sekolah, di mana makanan berbasis nabati secara eksklusif menjadi panduan makanan kepada 131 siswa. 

“Dengan mengurangi ketergantungan kita pada produk berbasis hewani, kami yakin dapat melakukan bagian kita untuk memitigasi perubahan iklim, melindungi keanekaragaman hayati, serta mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat di kalangan siswa,” kata Kepala SD-SMP Citra Berkat The Taman Dayu Christiana Subagyo.

Transisi ini terjadi setelah adanya dialog dengan program Nutrisi Esok Hari di Indonesia. Program tersebut memberikan bantuan dan pelatihan kepada institusi pendidikan swasta dan publik yang bersedia menawarkan menu berbasis nabati minimal sekali dalam seminggu di kantin mereka. 

Inisiatif yang digarap dengan dukungan ahli gizi dan koki profesional ini, sepenuhnya gratis, bahkan bisa mengurangi pengeluaran institusi untuk makanan mereka. (esy/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler