jpnn.com, JAKARTA - Salah satu aktor di balik kesuksesan Timnas Indonesia U-16 menjuarai Tien Phong Plastic Cup 2017 di Vietnam pada 14-18 Juni adalah Hamsa Mardani Lestaluhu.
Hamsa bahkan terpilih menjadi pemain terbaik. Sementara itu, Indonesia juga menjadi tim paling fair play.
BACA JUGA: Pelatih Vietnam: Indonesia Bagus di Lini Tengah tapi Punya Masalah di Finishing
Bagaimana kisah Hamsa bermain sepak bola? Pemain asal Tulehu, Maluku ini mengawalinya dengan mengikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) Persenal Hurnala.
Setelah itu, dia merantau ke Purwakarta untuk mengikuti penjaringan nasional yang dilakukan oleh ASAD Purwakarta.
BACA JUGA: Kebobolan Lewat Corner Kick, Fakhri: Komunikasi Pemain Kurang Sempurna
Seperti diketahui, SSB tersebut memiliki gagasan menciptakan akademi sepak bola yang diisi para putra terbaik dari seluruh Indonesia.
Tidak butuh waktu yang lama, Hamsa berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Sepak Bola Pelajar (LSP) U-14 Piala Menpora untuk Jawa Barat pada 2016.
BACA JUGA: Ini Dia 23 Penghuni Skuat Timnas Pelajar Indonesia
Di final, Jabar berhasil mengalahkan Jatim lewat drama adu penalti dengan agregat 4-2 di Sidoarjo, bertepatan dengan Haornas pada 9 September. .
Hamsa juga berhasil terpilih menjadi pemain terbaik dalam turnamen tersebut. Dia menyumbang lima gol.
Hamsa akhirnya terpilih mengikuti training camp di QPR Training Camp 2017 bersama Ahlud Dzikri Fikri dari SSB ASAD, dan Muhammad Alfiqri (Diklat Persib).
Mereka bergabung dengan delapan pemain muda lain dari beberapa negara Asia pada Maret 2017.
Setelah menjalani training camp di QPR, London, Inggris, Hamsa langsung dipilih oleh pelatih Indonesia U-16 Fakhri Husaini untuk membela timnas di Tien Phong Plastic Cup 2017.
Kini, Hamsa digadang-gadang akan menjadi suksesor para seniornya di timnas Indonesia dalam beberapa tahun yang akan datang.
Namun, dia harus mempersiapkan dirinya dengan matang, baik secara skill, fisik, mental serta kerja sama tim.
Penanggung jawab pelaksana LSP U-14 Piala Menpora Subagja Suihan mengatakan, Hamsa adalah murni produk dari event yang digagasnya.
"Jadi, tidak benar jika ada pihak yang menyatakan kalau Hamsa adalah hasil dari binaan kompetisi atau turnamen lainnya. Apakah untuk kategori U-16 atau kategori lainnya," kata ketua Badan Liga Sepak Bola Pelajar Indonesia (BLiSPI) itu. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ragil