Mengenal Jejak Sejarah Lagu Indonesia Raya di Hari Pahlawan

Jumat, 15 November 2024 – 13:30 WIB
Dialog Kebangsaan Hari Pahlawan: Jejak sejarah lagu Indonesia Raya dan inspirasinya untuk membangun nasionalisme di kalangan generasi muda. Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Dialog Kebangsaan digelar di kampus Universitas Esa Unggul dengan tema “Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Sejarah Penciptaan & Perannya dalam Membangun Nasionalisme” dalam rangka memperingati Hari Pahlawan.

Acara ini menghadirkan diskusi mendalam tentang makna dan sejarah lagu kebangsaan, mengajak generasi muda menghidupkan kembali semangat cinta tanah air, serta merawat nilai-nilai nasionalisme di era modern.

BACA JUGA: Hari Sumpah Pemuda, Menpora Dito Ajak Anak-Anak Muda Bergerak Bersama Demi Indonesia Raya

Dalam diskusi ini, diungkap sejarah lagu Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan dipublikasikan pada 10 November 1928.

Lebih dari sekadar melantunkan kembali lagu kebangsaan, acara ini berusaha menggali sejarah dan makna di baliknya, serta membangun kesadaran bahwa lagu Indonesia Raya adalah simbol persatuan dan panggilan bagi seluruh bangsa Indonesia.

BACA JUGA: HSP 2024, Isnanta: Sinergi & Kolaborasi Harus Terwujud untuk Maju Bersama Indonesia Raya

Cendekiawan Indonesia Yudi Latif yang menjadi keynote speaker dalam acara menyampaikan pemikirannya mengenai peran lagu Indonesia Raya dalam membangkitkan nasionalisme.

“Lagu Indonesia Raya bukan hanya simbol patriotisme, tetapi juga pengingat akan identitas dan semangat perjuangan bangsa,” ungkap Yudi.

BACA JUGA: Ucapan Cawagub DKI Suswono yang Bikin Gaduh di Pertemuan Ormas Bang Japar

"Pentingnya melihat lagu Indonesia Raya sebagai sumber inspirasi yang harus terus dihidupkan dalam jiwa generasi muda," tuturnya.

Sementara itu, Pembina dan Penasihat Kolaborasi Perempuan Indonesia Sari W. Pramono mengatakan berbekal keberagaman, pengalaman dan keahlian, pihaknya bersinergi memperjuangkan kesetaraan, pemberdayaan, dan hak-hak perempuan, serta menciptakan ruang inklusif yang kuat bagi masa depan.

“Perempuan Indonesia memiliki peran penting dalam menanamkan rasa cinta tanah air kepada generasi berikutnya, dan hal ini perlu terus diperkuat,” kata Sari.

Acara ini juga dihadiri pembicara-pembicara, sejarawan Didi Kwartanada, politisi perempuan Angkie Yudistia, aktivis pendidikan informal Sri Irianingsih & Sri Rossyati, serta dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Esa Unggul Dr. Siti Mariam.

Lagu kebangsaan ini akan terus menginspirasi, mengingatkan kita untuk merawat persatuan, meresapi budaya bangsa, dan menjaga warisan luhur dalam berbagai peran yang diambil oleh generasi muda dan perempuan Indonesia.

Dialog Kebangsaan di Universitas Esa Unggul ini diharapkan dapat membangun antusiasme baru di kalangan generasi muda untuk semakin mencintai dan melestarikan warisan kebangsaan.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai sejarah Indonesia Raya, para peserta diharapkan mampu menghargai pengorbanan para pahlawan yang telah berjuang demi bangsa.

Harapannya, acara ini tidak hanya sekadar menjadi perayaan tahunan, tetapi menjadi panggilan bagi setiap anak bangsa untuk terus berkontribusi dalam memajukan Indonesia. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Bandar Judol Setorkan Uang ke Oknum Komdigi


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler