jpnn.com, JAKARTA - Kebakaran besar menghanguskan kompleks kilang Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3/2021) dini hari.
Kilang tersebut merupakan aset negara yang berperan penting bagi perekonomian sebagai salah satunya untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional.
BACA JUGA: Kilang Minyak Balongan Indramayu Terbakar, 912 Jiwa Diungsikan
"Telah terjadi insiden di Kilang Pertamina Balongan yang menyebabkan kebakaran pada tangki T-301G mulai sekitar pukul 00.45 WIB dini hari," kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (29/3).
Berikut empat hal terkait kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan:
BACA JUGA: Kapolda Mendapat Informasi Penting soal Pemicu Kebakaran Kilang Minyak Pertamina di Indramayu
1. Kilang keenam dari tujuh milik PT Pertamina
Mengutip informasi dari laman resmi Pertamina, Kilang Balongan merupakan keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero).
Kilang tersebut memiliki kegiatan bisnis utamanya yakni mengolah minyak mentah menjadi produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM), non BBM, dan Petrokimia
Dalam visinya, Kilang Balongan siap menjadi kilang terkemuka di Asia pada 2025.
2. Dibangun 1990 dan beroperasi 1994
Kilang ini dibangun pada 1990 dan mulai beroperasi sejak tahun 1994, berlokasi di Indramayu, Jawa Barat sekitar lebih kurang 200 kilometer arah timur Jakarta dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu, dan Salam Darma.
Kilang Balongan mengolah bahan baku berupa minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Provinsi Riau.
Keberadaannya dipandang sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional.
3. Punya berbagai produk unggulan
Kilang Balongan memiliki produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene atau Minyak Tanah, LPG, dan Propylene yang menjadi bahan baku plastik premium.
Selain itu, kilang tersebut juga mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan bahan bakar ke wilayah DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
4. Berpotensi bagi bisnis Pertamina
Sejalan dengan tuntutan bisnis ke depan, Pertamina terus mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki Kilang Balongan.
Pertamina penerapan teknologi baru, pengembangan produk-produk unggulan baru, serta penerapan standar internasional dalam sistem manajemen mutu dengan tetap berbasis pada komitmen ramah lingkungan.
Seperti diketahui, perseroan saat ini sedang mengembangkan Kilang Balongan melalui tiga fase. Pertama, peningkatan kapasitas dari semula 125 million barel steam per day (MBSD) menjadi 150 MBSD, termasuk meningkatkan kapasitas produksi nafta yang merupakan bahan baku komponen bensin oktan tinggi dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.
Selanjutnya, fase kedua adalah aktivitas produksi mulai berlangsung pada 2022 mendang. Adapun fase ketiga terkait pengembangan komplek kilang terintegrasi petrokimia yang diproyeksikan rampung pada 2026.
Pada penggarapan proyek ini, Pertamina menggandeng dua perusahaan energi asing, yakni China Petroleum Corporation (CPC) dan perusahaan minyak asal Abu Dhabi ADNOC. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia