Mengenal Lebih Dekat dengan Bayi yang Jenazahnya Dinaikkan Motor

Senin, 04 Juli 2016 – 05:38 WIB
NAIK MOTOR: Sujana dan Sari Saat membawa pulang jenazah anaknya dari Instalasi Forensik Sanglah ke Banjar Yeh Kori, Ben Bebandem, Karengasem Sabtu (2/7). FOTO: Ratu Ayu Astri Desiani/Radar Bali

jpnn.com - DENPASAR - Mungkin pasangan suami istri Wayan Sujana, 45, dan Wayan Sari, 40 tak pernah menyangka apa yang mereka lakukan bakal menjadi buah bibir. Ya, benar-benar memilukan. Pasutri miskin petani bambu asal Karangasem, Bali itu nekat membawa pulang jenazah bayinya yang meninggal dari RS Sanglah dengan menggunakan motor. 

Itu semua dilakukan karena keterbatasan dana.  

BACA JUGA: Petani Bawa Jenazah Anak Naik Motor, RS Sanglah Masih Bungkam

Sebelum meninggal bayi tersebut dirawat intensif di ruang Cempaka 3 RS Sanglah karena mengalami kelainan dengan lubang anusnya. 

Setelah mendapatkan perawatan, bayi laki-laki yang lahir pada 20 Mei lalu di Banjar Yeh Kori, Desa Jungutan, Babandem, Karangasem itu menjalani operasi. Tapi nasib berkata lain, usai dioperasi, si buah hati meninggal pada Sabtu (2/7). 

BACA JUGA: Tol Brexit Macet 20 Km, Cobalah Jalur Alternatif Ini

Mulanya, Sari tidak pernah menyangka jika bayi yang dikandungnya akan terlahir dengan kondisi tidak normal.

Selama masa kehamilannya, istri dari Wayan Sujana ini selalu rutin untuk memeriksakan kondisi kandungannya di bidan desa.

BACA JUGA: Sabar, 2 Bulan Lagi Bandara Depati Amir Bakal Berwajah Baru

Mengetahui kondisi  bayinya tidak normal, dia pun terpaksa membawa anak ke tiganya ini ke RSUP Sanglah untuk operasi. “Saya tidak pernah merasa gejala yang aneh selama hamil, hanya kaki saja yang mengalami bengkak,” katanya.

Setelah dua kali mendapatkan tindakan operasi pada bagian perutnya, kondisi bayi tersebut semakin hari semakin memburuk.

Berat badannya pun juga semakin menurun. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa, bayi itu harus mendapatkan perawatan pengembalian nutrisi.

Agar bayi mereka mendapatkan asupan nutrisi, Sujana dan Sari tentu harus mengelurkan biaya yang tidak sedikit. Kabar tersebut tentu membuat pasutri itu kebingungan.

Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang mereka dapat hanya menanggung biaya operasi. Sedangkan untuk biaya perawatan medis menjadi tanggung jawab pribadi.

Selama di rumah sakit, Sari hanya tidur di bale bengong RS Sanglah. Tidak ada satu pun pihak keluarga yang menemaninya, apalagi memberikan bantuan.

Sedangkan Sujana hanyalah seorang anak yatim piatu. “Suami saya tidak bisa lama di sini (RS Sanglah) karena harus mengurus kedua anak saya di rumah,” terang Sari sembari mejelaskan jika kedua anaknya yang bernama Kadek Sariana, 16, dan Komang Suastra, 15 masih duduk dibangku SMA. (*/mus)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ckck..Ini Toh Penyebab Tol Brexit Macet 20 Km


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler