jpnn.com - Ronaldinho bikin ulah. Dia tidak nongol dalam sesi latihan bersama timnya, Queretaro. Jika hari ini (26/12) juga tidak muncul, bintang asal Brasil tersebut akan ditendang.
Presiden klub asal Meksiko Queretaro Arturo Villanueva sudah memberikan ultimatum. Jika Ronaldinho tidak muncul dalam latihan, pihaknya tidak punya pilihan selain memecat sang pemain.
BACA JUGA: Gol Tunggal Sterling Bawa Liverpool Tekuk Burnley
Pernyataan Villanueva itu ditegaskan oleh Direktur Sepak Bola Queretaro Joaquin Beltran. ’’Jika Ronaldinho tidak kembali, kami akan melakukan keputusan itu. Dia melewatkan sebagian besar program pramusim. Tidak ada seorang pun yang lebih tinggi daripada sebuah institusi,’’ ucap Beltran sebagaimana dilansir AFP.
Program preseason utama Queretaro sejatinya dimulai pada 8 Desember. Tim berjuluk Los Gallos Blancos itu memiliki sejumlah agenda uji coba menjelang Liga MX yang mulai bergulir 11 Januari mendatang.
BACA JUGA: Rooney Gemilang, MU Tumbangkan Newcastle
Namun, Ronaldhino seolah lenyap ditelan bumi. Klub memang mengizinkan dia membereskan beberapa masalah pribadi di Brasil dan Amerika Serikat (AS). Namun, Ronaldinho seharusnya sudah kembali ke Querétaro bulan ini.
Lantas, ke mana sesunggunya Ronaldinho berada? Kemarin Pemain Terbaik Dunia 2004 dan 2005 itu mengunggah foto perayaan hari Natal bersama keluarganya di Brasil via Instagram.
BACA JUGA: Ini Kunci Chelsea Tekuk West Ham
’’Natal em família. Feliz Natal para todos… Christmas with family. Merry Christmas to all… Navidad de la familia. Feliz Navidad a todos,’’ tulisnya.
Jika dipecat, karir Ronaldinho akan cacat. Seharusnya gelandang 34 tahun tersebut bermain dua tahun bersama Queretaro. Kontrak kerja samanya diteken pada 5 September lalu
Mungkin Ronnie –panggilan Ronaldinho– sudah kehilangan motivasi bermain sepak bola. Hal itu sejatinya mulai dia alami delapan tahun lalu, setelah Piala Dunia 2006 Jerman.
Secara skill, Ronaldhino adalah salah seorang pemain terbaik di dunia. Dia memiliki kemampuan individual yang magis. Teknik, trik, dribbling, tendangan bebas, hingga umpan tanpa melihat kawan (no-look pass) begitu tersohor.
Puncak permainan pria kelahiran Porto Alegre itu terjadi pada musim 2005–2006. Ketika itu, Ronaldinho menjadi aktor utama Barcelona merebut gelar ganda, Liga Primera dan Liga Champions. Hal itu melengkapi pencapaian pribadi Ronaldinho yang meraih gelar pemain terbaik dunia versi FIFA pada 2004 dan 2005.
Namun, produk akademi Gremio itu tidak mampu mengatasi rasa kecewa gara-gara gagal membawa Brasil mempertahankan gelar Piala Dunia. Digadang-gadang menjadi kunci sukses meneruskan apa yang sudah dia capai di Barca, Ronaldinho tidak mampu mengangkat performa Tim Samba di Jerman 2006. Brasil terhenti pada babak perempat final setelah disingkirkan Prancis dengan skor 0-1.
Padahal, empat tahun sebelum itu Ronaldinho adalah salah seorang pemain penting Brasil ketika meraih juara dunia 2002 di Jepang-Korea Selatan.
Setelah meraih hasil buruk tersebut, Ronaldinho kembali ke Barcelona dengan membawa setumpuk kekecewaan. Permainannya menjadi hancur. Dia sering tertangkap kamera berpesta dari kelab malam ke kelab malam yang lain.
Ronaldinho tidak lagi berkomitmen dalam melakukan fitness. Kebugarannya menurun drastis. Apalagi, pemain yang dibeli Barca dari Paris Saint-Germain (PSG) itu juga sering telat berlatih.
Mantan Presiden Barca Joan Laporta mengakui hal itu. ’’Pada musim semi 2007 setelah laga melawan Real Zaragoza, Ronaldinho mengatakan bahwa dia ingin tinggal di Barcelona. Meski banyak yang mendukung, Ronaldinho sejatinya sendirian menghadapi kekecewaannya,’’ kata Laporta.
Frank Rijkaard, pelatih Barca waktu itu, tidak bisa mengangkat moral Ronaldhinho. Pelatih asal Belanda tersebut memang dikenal sebagai sosok yang kompromistis. Bukan pribadi yang tegas seperti entrenador Barca setelah dia, Pep Guardiola. Hal itu diakui sahabat Ronaldinho, Juan Jose Castillo.
’’Ketika kehidupannya dijalankan oleh 50 orang di seluruh dunia, hal itu (depresi) normal terjadi pada Anda. Dia semakin tidak nyambung,’’ kata Castillo kepada El Mundo Deportivo.
’’Dia tidak mendapatkan teman-teman yang mengkritik secara fair dan menunjukkan ada yang salah dalam hidupnya. Dia hanya dikelilingi orang-orang yang mengatakan hal baik-baik saja,’’ terangnya.
Setelah hengkang dari Barca pada musim panas 2008, Ronaldinho tidak pernah lagi bermain pada level terbaiknya. Dia berpindah-pindah klub dari AC Milan, Flamengo, lalu ke Atletico Mineiro, hingga berlabuh di Meksiko membela Querétaro. (nur/c4/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sikat WBA, City Tempel Ketat Chelsea
Redaktur : Tim Redaksi