Mengintip Rahasia di Balik Riasan Gary Oldman

Selasa, 27 Februari 2018 – 12:10 WIB
Kiri: Gary Oldman. Kanan: Gary Oldman sebagai Winstorn Churchill di Darkest Hours. Foto: Daniel Zuchnik/WireImage

jpnn.com - Karakter Winston Churchill di Darkest Hours mengantar Gary Oldman memenangkan gelar aktor terbaik di berbagai ajang penghargaan.

Mulai Golden Globes, BAFTA, hingga Critics’ Choice Awards. Oldman juga menjadi kandidat kuat peraih Oscar.

BACA JUGA: Dandanan Nude Tetap jadi Pilihan

Selain karena aktingnya yang ciamik, ada juga peran Kazuhiro Tsuji sang juru rias.

Churchill, perdana menteri Inggris di era PD II, naik jabatan pada 1940. Usianya 66 tahun kala itu. Perawakannya gemuk. Rambut putihnya setengah botak.

BACA JUGA: Raline Shah Pede Sekali Tampil Polos

Wajahnya bulat, pipinya chubby, dan air mukanya berkerut-kerut. Jauh banget dengan Oldman yang berpostur 174 cm dan langsing. Semua itu berkat jerih payah Tsuji, sang ahli make-up dan desainer prostetik legendaris.

Tsuji dikenal berkat karyanya di film-film top seperti Dr Seuss’ How the Grinch Stole Christmas, dua installment Men in Black, Hellboy, dan The Curious Case of Benjamin Button.

BACA JUGA: Simak, Kirana Larasati Punya Tips Make up untuk Bibir Tipis

Sudah lima tahun dia mundur dari dunia film. Oldman sendiri yang memintanya meninggalkan masa pensiun dengan tenang.

”Waktu itu, aku bilang ke (sutradara) Joe (Wright). Aku nggak akan ngomongin gajah di pelupuk mata ya. Aku sama sekali nggak mirip Churchill,” kenang Oldman, seperti dilansir Variety.

”Aku tidak tahu bagaimana caranya (untuk mirip Churchill). Tapi, kalau film ini harus dibuat, hanya ada satu nama yang bisa. Kazuhiro Tsuji,” tegasnya.

Awalnya, pria yang sudah menggarap lebih dari 30 judul film itu ragu. Tapi, Darkest Hours dan Oldman adalah kombinasi yang sulit ditolak. Maka, mulailah dia meriset fisik Churchill. Dari foto dan video dokumenter. Setelah itu, Tsuji membuat lifecast Oldman. Dia membandingkan wajah Churchill dan Oldman. Melalui lifecast itulah, Tsuji mengutak-atik prostetik make-up yang pas untuk Oldman.

”Kami tidak membuat topeng yang terlihat seperti Chuchill. Kami bekerja dengan wajah Gary. Jadi, aku tidak menutupi apa pun,” ungkapnya.

Untuk membuat wajah Oldman yang oval menjadi bulat, Tsuji menempelkan sejenis silikon yang diwarnai seperti kulit Churchill. Prostesis silikon itu hanya bisa dipakai sekali.

Dibutuhkan lebih dari 60 prostesis wajah selama proses syuting. Oldman juga mengenakan bodysuit khusus untuk membuat tubuhnya terlihat gemuk.

Membuat rambut Churchill tak kalah rumit. Menurut Tsuji, Churchill punya rambut putih sedikit cokelat kemerahan yang tidak tebal. Karena itu, dia memilih wig berbahan rambut bayi yang dicampur dengan bulu kucing angora.

”Bagian tersulit dengan rambut bayi adalah mencari warna yang sama. Ini rumit karena sumbernya berasal dari bayi yang berbeda,” ungkap Tsuji.

Setiap hari Oldman harus bangun pukul 01.30. Dia mulai dirias pada pukul 01.45 dini hari. Dibutuhkan 3 jam 15 menit untuk menyulap dia menjadi sang perdana menteri cerewet.

”Concern pertamaku adalah soal stamina. Aku bekerja dan datang empat jam sebelum kru dan aktor lainnya,” kata Oldman. Dia tidak makan dan tidur selama proses make-up.

Kerja keras itu membuahkan hasil manis. Selain untuk Oldman, Tsuji meraih trofi Best Make-Up/Hair di BAFTA. Tinggal menanti kemenangannya di kategori Best Achievement in Makeup and Hairstyling di Oscar nanti. (hollywoodreporter/deadline/adn/c6/na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Juru Rias Minta Kahiyang Ayu Puasa dan Salat Tahajud


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler