jpnn.com, WASHINGTON - Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Roeslani memanfaatkan libur Lebaran dengan kegiatan bersantai bersama keluarga.
Dubes Rosan mengajak keluarganya mengunjungi Museum Nasional Sejarah Amerika (Smithsonian National Museum of American History) di Washington DC, AS.
BACA JUGA: Dubes RI Rosan Roeslani Perkenalkan Tradisi Berbuka Puasa ala Indonesia kepada publik AS
“Museum ini sangat penting terutama untuk anak-anak untuk mengenal Amerika lebih dalam, karena museum ini mengumpulkan, melestarikan, dan menampilkan warisan Amerika Serikat di bidang sejarah sosial, politik, budaya, teknologi, ilmiah, dan militer,” kata Rosan melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (25/4).
Rosan didampingi sang istri Ayu Rosan mengatakan putri bungsunya, Ranisya Savitri Roeslani sangat tertarik pada sejarah teknologi.
BACA JUGA: Momen Idulfitri di Tunisia, Dubes Zuhairi Bicara soal Keagungan Allah dan Pengabdian
“Putri bungsu saya salah satunya sangat tertarik dengan sejarah teknologi. Misalnya, terkait riwayat Silicon Valley. Di sana diceritakan kisah terbentuknya pusat industri teknologi tinggi di wilayah gersang California, termasuk disebutkan kisah tokoh-tokoh pentingnya seperti Bill Gates,” sambungnya.
Dia mengatakan mengenalkan museum kepada anak-anak sangat penting.
BACA JUGA: Jalin Keakraban, Dubes Rosan Gelar Halalbihalal dengan Diaspora Indonesia di Washington
Sejarah dan budaya yang berkembang tercipta berkat orang-orang yang tidak hanya cerdas dan kreatif tetapi juga berani mengambil risiko.
Museum Sejarah Amerika didirikan pada 1964 dan menjadi bagian dari Smithsonian Institution, yang merupakan sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang warisan budaya, ilmiah, dan sejarah Amerika Serikat.
Museum Nasional Sejarah Amerika menampilkan berbagai koleksi yang terkait dengan sejarah dan budaya AS, termasuk pameran yang berfokus pada peristiwa penting dalam sejarah Amerika, seperti Perang Dunia II, Revolusi Amerika, dan Gerakan Hak Sipil.
Museum ini juga memiliki koleksi seni, peralatan olahraga, pakaian, teknologi, dan artefak sejarah lainnya yang terkait dengan AS. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi