Mengulang Sejarah di Battle of Manchester

Senin, 30 April 2012 – 10:45 WIB
Pelatih Manchester United Alex Ferguson dan pelatih Manchester City, Roberto Mancini. Foto : BBC

MANCHESTER - Begitu hasil pertandingan Premier League pekan lalu membuat selisih angka antara Manchester City dan Manchester United hanya tiga poin, langsung saja memori Mike Summerbee dan Paddy Crerand terbang jauh ke masa 44 tahun silam. Tepatnya ke sebuah akhir pekan yang identik dengan yang akan dilakoni dua klub sekota tersebut dini hari nanti WIB di Stadion Ettihad.
 
Ketika itu, laga terakhir Divisi I Inggris (berganti menjadi Premier League sejak 1992"1993, Red) musim 1967"1968. Poin City dengan United sama dan berada di posisi pertama-kedua (The Citizens unggul goal average atas The Red Devils).
 
City harus bertandang ke Newcastle United yang tengah naik daun, sedangkan United menjamu Sunderland yang nyaris terdegradasi. Karena itulah, bursa taruhan mengunggulkan United secara meyakinkan, 20:1.
 
Tapi, apa yang terjadi? United yang tengah bersiap menghadapi final Piala Champions melawan Benfica terpeleset dan kalah 1-2, sedangkan City menang dramatis 4-3 atas Newcastle. City pun merebut gelar.
 
Perlu diingat, setelah derby Manchester dini hari nanti di Ettihad, City akan bertandang ke Newcastle, kemudian menjamu QPR. Sedangkan di laga terakhir musim ini, United bakal melawat ke Sunderland setelah menjamu Swansea. Jadi, akankah sejarah 44 tahun silam terulang"

Summerbee yang kala itu membela City jelas berharap demikian. "Yang pasti, fantastis sekali rasanya ketika itu berada di Manchester yang tengah menjadi pusat sepak bola," katanya sebagaimana dilansir The Independent kemarin.  

Adapun Crerand yang menjadi andalan di sektor sayap United saat itu tetap percaya nasib apes United pada 1968 tak akan dialami tim asuhan Sir Alex Ferguson itu musim ini. Sebab, City masih harus melawat ke Newcastle yang tengah berambisi sekali menembus posisi ketiga untuk bisa lolos ke Liga Champions musim depan.

"Menduduki posisi keempat bisa jadi tak cukup kalau Chelsea juara Liga Champions musim ini. Jadi, bisa Anda bayangkan bakal seperti apa Newcastle," kata Crerand yang kini bekerja di MUTV itu.

Tapi, sudah pasti keduanya sepakat bahwa derby dini hari nanti WIB bakal punya arti sangat besar untuk memuluskan jalan menuju gelar. Kalau City menang, mereka akan mengambil alih posisi teratas berkat keunggulan selisih gol. Tapi, kalau United yang seri atau menang, Patrice Evra dkk bisa memastikan gelar di hadapan pendukung sendiri pekan depan.

Begitu pentingnya laga tersebut sampai-sampai harga tiket pertandingan melambung berlipat-lipat. Yang termahal mencapai 1.300 poundsterling (sekitar Rp 19,4 juta). Saat laga itu, sekitar 600 petugas keamanan bakal dikerahkan.

Total sekitar 400 juta pasang mata di seluruh dunia yang akan menyaksikan duel tersebut. Tak mengherankan bahwa kapten City Vincent Kompany menyebut derby Manchester sebagai laga level klub terbesar di dunia. Cuma sedikit di bawah el clasico antara Real Madrid dan Barcelona yang pada edisi terakhir juga ditonton sekitar 400 juta orang.

"Saya tahu apa arti pertandingan ini bagi para suporter. Kami pernah menjalani laga-laga besar lainnya, tapi kali ini sungguh gila. Ada 400 juta orang yang menyaksikan pertandingan ini," katanya sebagaimana dilansir The Daily Telegraph. (c4/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stoner Akhiri Kutukan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler