JPNN.com

Mengunjungi Osaka ketika Jepang Berseteru dengan Tiongkok

Berkah dari Sengketa Rebutan Pulau di Tengah Laut

Rabu, 31 Oktober 2012 – 08:08 WIB
Mengunjungi Osaka ketika Jepang Berseteru dengan Tiongkok - JPNN.com
Anak-anak mengikuti parade Halloween di Universal Studio Jepang. Foto: Arief Santosa/Jawa Pos

Konflik berkepanjangan dengan Tiongkok menggugah semangat kalangan pariwisata Jepang untuk bangkit. Mereka tak ingin menangisi "hilang"-nya devisa dari kunjungan turis Tiongkok. Karena itu, Jepang kini gencar memburu pasar subur di luar Negeri Great Wall itu. Berikut catatan wartawan Jawa Pos ARIEF SANTOSA yang minggu lalu mengunjungi Osaka.

= = = = = = = = = = = = =
 
HUJAN rintik-rintik mengiringi perjalanan bus delegasi travel agent Indonesia dari Rihga Royal Hotel di kawasan Nakanoshima, Kita-ku, ke Osaka Aquarium Kaiyukan di Tempozan, Selasa (23/10). Tidak begitu deras memang. Namun, embusan angin siang itu membuat udara Osaka jadi dingin.
 
Meski demikian, ratusan pengunjung terus mengalir keluar masuk kompleks akuarium raksasa delapan tingkat yang diklaim terbesar di dunia itu. Terutama rombongan anak-anak sekolah dan wisatawan mancanegara maupun lokal. Jerit kekaguman dan celoteh anak-anak TK, SD, hingga SMP membuat suasana tempat wisata tersebut sangat ramai.
 
Osaka Aquarium Kaiyukan memiliki sekitar 30 ribu ekor dari 580 jenis satwa laut Asia Pasifik. Di antaranya, ikan hiu tutul, penguin, serta sejumlah satwa langka. "Ratusan ribu orang setiap tahun mengunjungi akuarium kami," ujar Hirakazu Tatsuki, manager sales department Osaka Aquarium Kaiyukan.
 
Ya, Osaka Aquarium Kaiyukan termasuk salah satu objek andalan pariwisata Jepang. Tempat itu sering dijadikan bagian dari paket wisata yang dijual agen-agen perjalanan ke turis asing di Jepang.

"Pengunjung bisa menyaksikan aneka satwa laut seperti berada di dalamnya. Dijamin menyenangkan," tambah Tatsuki dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan Bunyan Marie, mahasiswi Kansai Gatkokugo University yang menjadi salah satu guide.
 
Karena itu, Osaka Aquarium Kaiyukan dijadikan paket kunjungan ketika Osaka Convention & Tourism Bureau (OCTB) bersama Garuda Indonesia mengundang sejumlah travel agent dari Jakarta dan Surabaya ke Osaka, 21-26 Oktober lalu. Mereka berharap biro-biro perjalanan wisata tersebut bisa "menjualkan" tempat-tempat wisata Jepang kepada masyarakat Indonesia. Mengingat, kunjungan turis dari Indonesia terbilang masih kecil. Belum sebanding dengan jumlah rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa.
 
Berdasar data yang dirilis Japan National Tourism Organization (JNTO), hingga September 2012, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Jepang "masih" 71.800 orang. Jumlah itu sebenarnya sudah meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 61.911 orang. Namun, JNTO berharap jumlah tersebut lebih banyak pada tahun-tahun mendatang.
 
"Indonesia adalah market penting kami. Jadi, kami sangat berharap kehadiran Anda di Osaka mampu mendongkrak kunjungan wisata di Jepang," ujar Hinada Kimie, director of tourism promotion office, Promotion & Tourism Bureau, Osaka City Government.
 
Bukan hanya Indonesia yang diundang dalam Fam Trip to Osaka itu. OCTB juga mengundang delegasi travel agent dari empat negara Asia lain. Yakni, Singapura, Korea, Hongkong, serta Taiwan. Lima negara itu selama ini menjadi pasar subur bagi kunjungan wisata Jepang.

Sebenarnya ditambah Tiongkok yang menempati dua terbesar penyumbang devisa pariwisata bagi Negeri Sakura itu. "Kami tidak mengundang Tiongkok karena kami sedang konflik dengan mereka," kata Tetsuya Nakamura, tourism promotion department OCTB.
 
Sebagaimana diketahui, sejak terjadi sengketa perebutan Pulau Senkaku (versi Jepang) atau Diao-yu (versi Tiongkok) di Laut China Timur, hubungan kedua negara bertetangga itu terus memburuk. Marak aksi demo di Tiongkok yang memprotes sikap pemerintah Jepang yang mengklaim telah membeli tiga pulau yang konon mengandung tambang gas yang melimpah tersebut. Sementara itu, Tiongkok mengklaim sebagai pemilik sah pulau-pulau kecil tak berpenghuni tersebut.
 
Akibat perseteruan itu, hubungan dagang kedua negara terganggu. Penjualan mobil Jepang di Tiongkok anjlok. Berdasar data yang dilansir Reuters, Toyota Motor Corp mencatat, penjualan di Tiongkok hingga September 2012 turun 48,9 persen dibanding 2011. Begitu pula Honda Motor Co yang penjualannya turun 40,5 persen.
 
Seiring dengan kondisi itu, tentu saja kunjungan turis Tiongkok ke Jepang menurun drastis. Namun, otoritas pariwisata Jepang tidak bersedia menyebutkan jumlah penurunannya.
 
"Yang jelas, turis Tiongkok termasuk besar. Tapi, saya tidak hafal jumlahnya," tambah Nakamura.
 
Kendati begitu, Jepang tidak ingin menangisi "hilang"-nya devisa dari negara tetangga itu. Sebab, pasar dari negara lain masih besar untuk dikembangkan. Termasuk dari Indonesia.
 
Mereka pun benar-benar menyiapkan segala infrastruktur yang dibutuhkan untuk "dijual" kepada biro-biro perjalanan dari lima negara yang diundang. Sejak turun dari pesawat di Kansai International Airport, rombongan disambut hangat perwakilan OCTB. Mereka sudah menyiapkan paket kunjungan ke berbagai objek wisata utama, hotel inspection, serta business meeting dengan para pemangku dunia usaha pariwisata di Osaka.
 
Selain ke Osaka Aquarium Kaiyukan, rombongan diajak mengunjungi desa spa di Arima Hot Spring, lalu ke Kobe Nunobiki Herb Gardens & Ropeway menaiki kereta gantung hingga ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut, masuk ke Museum Nada Sake Breweries, menikmati jamuan makan malam khas Jepang, dan seharian bermain di Universal Studio Jepang.
 
Tak lupa, OCTB menunjukkan jalan "mahal" Midosuji, tempat gerai-gerai busana berlabel internasional berderet, serta downtown Dotomburi dan Ebisubashi, pusat perbelanjaan berblok-blok yang menyediakan segala kebutuhan bagi turis.
 
Sayangnya, rombongan tidak sempat diajak ke objek-objek wisata tradisional seperti Osaka Temple, menonton pertunjukan Kabuki dan gulat Sumo. "Padahal, itu (wisata tradisional, Red) sangat menjual untuk paket wisata. Sayang, kita tidak diajak ke tempat-tempat itu," komentar Sri Suryati, assistant branch manager Bayu Buana Travels Services Jakarta, salah seorang anggota delegasi Indonesia.
 
Keseriusan juga ditunjukkan para pemangku dunia usaha pariwisata di Jepang. Mereka dengan antusias menemui delegasi travel agent dari lima negara dalam business meeting di Grand Cube Osaka, Rabu (24/10).

Sebanyak 41 pengusaha hotel, restoran, kecantikan, pusat belanja, tour operator, hingga pengusaha transportasi mempresentasikan keunggulan usahanya satu per satu. Mereka dengan sabar harus antre dari satu meja ke meja lain.
 
Tidak hanya dengan menyerahkan brosur, slayer, atau buku panduan, mereka juga menunjukkan tempat usahanya dengan iPad atau laptop, sehingga lebih hidup dan "nyata".
 
"Kami tidak sedang menjual obat. Tapi, silakan bawa klien Anda ke hotel kami. Kami akan memberikan yang terbaik untuk tamu-tamu istimewa dari Indonesia," janji Satoshi Tsujii, director of sales Ana Crowne Plaza.
 
Acara yang dilangsungkan sejak tengah hari hingga menjelang magrib secara maraton itu benar-benar menguras tenaga para delegasi travel agent yang tidak sempat break untuk istirahat. Apalagi, salah seorang anggota delegasi tersebut sudah berusia lanjut.
 
"Saya sampai hendak pingsan. Bagaimana tidak, selesai satu orang, langsung dilanjutkan orang lain. Mereka antre di belakang kursi," tutur Irawati Widjaja dari Kapasan Oriental Express Surabaya.
 
"Saya nggak enak kalau mau nolak. Wong mereka sudah antre lama," tambah perempuan 70 tahun itu.
 
Seluruh delegasi berharap Fam Trip to Osaka itu bermanfaat bagi kedua pihak. Tuan rumah tentu menginginkan kunjungan sebanyak-banyaknya dari tamunya. Sementara itu, delegasi tamu ingin jumlah kunjungan mereka ke Osaka lebih banyak dan lebih sering dibanding periode-periode sebelumnya.
 
"Sejauh ini, penumpang Osaka"Denpasar maupun sebaliknya selalu ramai. Karena itu, setiap hari Garuda terbang ke Osaka. Rute itu cukup gemuk, selain Jakarta"Tokyo," tegas Manager Platinum Agency Sales Laras Widhyo Sasongko, pemimpin rombongan dari Indonesia. (*/c5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Agar Sukses, Anggota BIN Harus Dapat Restu Ibu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler