JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyambut positif rencana pembangunan Monumen Bela Negara di Koto Tinggi, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat.
Hal tersebut dikatakan Purnomo Yusgiantoro ketika menerima Ketua Pembangunan Monumen Bela Negara yang juga Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim didampingi Ketua DPRD Sumbar Yulteknil, Ketua DPRD 50 Kota Darmansyah Lani, Wakil Bupati 50 Kota Asirwan Yunus, tokoh masyarakat Minang Syamsu Djalal di Kemenhan, Jakarta, Kamis (19/4).
"Menteri Pertahanan menyambut baik rencana pembangunan monumen Bela Negara sebagai simbol perjuangan bangsa karena monumen itu mengingatkan bangsa ini terhadap adanya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat yang juga berfungsi sebagai Ibukota Negara RI," kata Muslim Kasim sebelum bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, di kantor Kemdagri, Jakarta.
Menurut Muslim, untuk membuktikan bahwa masyarakat bersama pemerintah daerah bersungguh-sungguh dalam membangun monumen Bela Negara, saat ini sudah tersedia lahan seluas 20 hektar untuk pembangunan monumen tersebut.
Ditambahkannya, total biaya pembangunan sampai selesai diperkirakan Rp264 miliar dan tahap pertama untuk pembersihan lahan dan design engineering development (DED) diperlukan biaya sebesar Rp25 miliar.
Menhan, lanjut Muslim Kasim menyebutkan pembangunan monumen ini akan melibatkan Kemenhan, Kemendagri, Kemensos, Kemendiknas, Kemenparekraf dan Kementerian PU sebagai kementerian teknis.
Untuk mengkoordinasi semua kementerian itu, Menhan juga bernjanji akan memfasilitasi untuk kemudian menentukan kapan peletakan batu pertamanya.
Sementara Mendagri Gamawan Fauzi saat bertemu dengan Muslim Kasim berharap sebelum pelaksanaan pembangunan monumen Bela Negara dimulai hendaknya dilakukan sosialisasi secara optimal.
"Lakukan sosialisasi secara optimal bisa berbentuk seminar dan disain monumen sebaiknya dilombakan kepada masyarakat luas," kata Muslim Kasim mengutip pernyataan Gamawan.
Selain itu, Mendagri juga berharap monumen Bela Negara itu nantinya juga bisa menjadi objek wisata sejarah terbesar di Indonesia. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Galang Lobi untuk Bandara Binaka
Redaktur : Tim Redaksi