jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menjelaskan, pihaknya saat ini terus melakukan koordinasi dengan pihak Menhan Filipina terkait pembajakan kapal Brahma 12 dan tongkang Anand 12 oleh kelompok Abu Sayyaf.
Kata Ryamizard, lantaran saat ini posisi tahanan berada di wilayah kedaulatan Filipina, TNI tidak bisa masuk begitu saja ke sana.
BACA JUGA: Lima Kapal Perang Merapat, Pasukan Khusus Siap Menyergap
Ryamizard memastikan, TNI berada dalam posisi siap siaga jika sewaktu-waktu diperlukan Filipina untuk melakukan pembebasan. ”Kami monitor terus. Kapal patroli AL sudah siap di dekat Ambalat,” ujarnya di kantor Kemenhan.
Namun, jika pihak Filipina menyatakan kesiapannya, Indonesia tidak akan memberikan bantuan militer.
BACA JUGA: Jika Negosiasi Gagal, Pemerintah Siap Operasi Militer
Soal negosiasi, Ryamizard menegaskan bahwa hal tersebut menjadi domain Kementerian Luar Negeri. Termasuk kemungkinan melakukan penebusan atau tidak. ”Kalau kita bisa lepas tanpa bayar, ya buat apa bayar?” imbuhnya.
Mantan KSAD itu menduga perampok memanfaatkan ketegangan Laut China Selatan untuk melakukan aksinya. ”Sudah saya sampaikan dari dulu, harus ada patroli bersama. Kalau ada patroli bersama, tak akan ada perompak pencuri ikan,” tuturnya. (bil/far/idr/jnr/ddq/ sep/c9/c5/ang)
BACA JUGA: SIP! Setkab Akhirnya Canangkan Zona Bebas Korupsi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lobi Kelompok Ini yang Bikin RUU Jabatan Hakim Masuk Prolegnas
Redaktur : Tim Redaksi