Meningkatnya Kasus Transmisi Lokal Corona Karena Ini, Gawat

Rabu, 20 Mei 2020 – 19:05 WIB
Ilustrasi lockdown di masa pandemi corona. Foto: pixabay

jpnn.com, DENPASAR - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan, meningkatnya kasus transmisi lokal COVID-19 karena banyak pasien yang tidak jujur menyampaikan riwayat perjalanan sebelumnya.

"Jika dilihat dari faktor risiko penyebaran COVID-19 di Bali memang masih didominasi imported case atau dari pekerja migran Indonesia, tetapi kasus transmisi lokal juga terus meningkat," kata dr Suarjaya saat menjadi narasumber dalam penyerapan aspirasi secara virtual dalam masa reses anggota DPD RI Made Mangku Pastika, di Denpasar, Rabu (20/5).

BACA JUGA: Siap-siap, Belasan Ribu Pemudik dari Zona Merah Corona Masuk Bogor

Jika melihat data kasus COVID-19 di Provinsi Bali hingga Selasa (19/5), jumlah kumulatif kasus positif sebanyak 363 orang dan dari jumlah tersebut kasus transmisi lokal sejumlah 141 orang.

"Sedangkan pasien yang sembuh ada 267 orang dan yang meninggal masih tetap empat orang. Mudah-mudahan tidak bertambah lagi," ucapnya.

BACA JUGA: Pasien Positif Corona Kabur, Jalan-jalan di Pasar

Dari sembilan kabupaten/kota di Bali, kasus transmisi lokal COVID-19 yang tertinggi ada di Kabupaten Bangli, Kota Denpasar, Buleleng dan Kabupaten Karangasem. Yang jelas, sembilan kabupaten/kota di Bali semuanya sudah ada kasus positif COVID-19.

Suarjaya mencontohkan kasus pasien positif COVID-19 yang tidak jujur dan berakibat pada tingginya kasus transmisi lokal hingga lebih dari 20 orang terjadi di wilayah Bondalem, Kabupaten Buleleng.

BACA JUGA: Dramatis, Karyawan Ninja Express Kabur dari Sekapan Rampok Bersenpi, Ambruk

"Pasien pertama yang menginfeksi di Bondalem, awalnya dia tidak jujur bahwa sebelumnya pernah pergi ke Surabaya. Ketika sakit dan diperiksa, pasien itu juga 'ngotot' mengatakan tidak pernah pergi ke luar daerah. Ini tentu berbahaya bagi petugas yang menangani karena menjadi kurang waspada," ujarnya.

Pasien tersebut kemudian akhirnya menginfeksi pembantunya, anggota keluarga yang lainnya, pedagang warung di sebelah rumah hingga sampai ke pedagang pasar.

"Ketika sudah pedagang di pasar yang kena, bisa dibayangkan jumlah orang yang terinfeksi bisa bertambah dengan sangat cepat," ucapnya.

Peningkatan kasus transmisi lokal COVID-19, lanjut Suarjaya, juga masih terjadi karena ada kesan masyarakat yang tidak percaya dengan anjuran protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19.

"Banyak juga yang meboya sehingga ramai-ramai minum arak dan menyebabkan tingginya kasus transmisi lokal. Seperti yang terjadi dari akhir April, kasus transmisi lokal terus meningkat," katanya.

Di sisi lain, ujar Suarjaya, 'kontribusi' kasus COVID-19 di Bali yang besar disumbangkan oleh pekerja migran Indonesia yang kembali ke Pulau Dewata, yang jumlahnya total mencapai sekitar 22 ribu, namun saat ini belum semua pulang ke Bali. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Corona   Virus corona   IDI   Bali   Covid-19  

Terpopuler