Menitikkan Air Mata, Baru Kali Ini Mengikuti Ibadah di Gereja yang Kosong

Senin, 23 Maret 2020 – 10:42 WIB
Perayaan misa gereja kosong tanpa umat di Gereja Maria Bunda Karmel, Paroki Tomang, Jakarta Barat. Foto: ist for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ibadah misa gereja-gereja Katolik pada hari Minggu di masa Prapaskah tahun ini terasa berbeda.

Nyanyian ratusan umat yang biasanya menggema di gereja kini tak terdengar lagi. Ini semua gara-gara wabah virus corona.

BACA JUGA: Pesan Menyentuh Arief Poyuono untuk Umat Kristiani: Jangan Kecewa..

Wabah yang satu ini membuat semua orang tak berdaya. Semua kegiatan ibadah lima agama di Indonesia yang mengumpulkan banyak orang dihentikan sementara waktu. Tak terkecuali misa di Gereja Katolik.

Umat diminta tetap di rumah masing-masing dan mengikuti ibadah misa dengan menonton Live Streaming di YouTube. Seperti yang terlihat di Gereja Maria Bunda Karmel, Paroki Tomang, Jakarta Barat.

BACA JUGA: Instruksi Khusus Pak Ganjar untuk Para Guru di Jawa Tengah, Tolong Dipatuhi

Perayaan misa ini dipimpin pastor paroki Willibaldus Gebo seperti biasa, didampingi sejumlah petugas misa yang memang duduk dengan menjaga jaraknya masing-masing.

Ratusan kursi kayu di hadapan altar suci tempat pastor berpijak tampak kosong. Lengang. Di sisi kiri altar hanya ada lima petugas misa.

Tiga di antaranya ada anggota paduan suara yang secara sukarela mengisi nyanyian untuk mengiringi misa dengan diiringi seorang pianis. Kemudian ada seorang videografer yang bertugas melakukan Live Streaming di Youtube.

Lalu ada dua petugas yang membaca firman Tuhan dari Alkitab secara bergantian.

Suasana yang begitu hening dan lengang ini pun membuat trenyuh setiap petugas saat itu. Ada kesedihan mendalam karena tidak bisa bertemu sesama umat lainnya.

"Saya menitikkan air mata bersama teman saya saat misa itu," ujar Oktavia Korebima, salah satu sukarelawan paduan suara untuk misa tersebut.

Okta, sapaan akrabnya, mengaku sangat sedih melihat kondisi Indonesia saat ini karena wabah virus corona.

Bahkan dia bersama dua temannya duduk dengan menjaga jarak 1 meter selama bernyanyi dalam misa. Kesedihan akibat hadirnya virus corona ini dirasakan semua umat sama seperti Okta.

Belum lagi karena akibat virus ini membuat semua orang terpaksa tidak bisa berinteraksi dengan keluarga dan kerabat dari tempat lain karena harus diam di rumah.

"Kami memilih tidak berjabat tangan saat salam damai dan terus siaga dengan hand sanitizer di tempat duduk masing-masing. Ini corona benar-benar membuat semua orang tersiksa dan takut," tambahnya.

Okta mengatakan, setiap dua hari sekali pihak gereja menyemprotkan disinfektan di semua sudut dan bangku umat.

Karena itu, ketika dia melangkah masuk ke dalam gereja, tercium bau disinfektan yang menyengat.

Wajarlah. Itu demi mencegah penyebaran virus corona, meski tidak ada orang yang masuk ke dalam gereja seperti biasa lagi.

Kini Okta dan juga umat Kristiani lainnya berharap wabah virus corona ini segera berlalu dari Indonesia dan semua orang diberi kesehatan serta keselamatan, terbebas dari Covid-19 tersebut. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler