Menjadi Mitra Bukalapak, Cara Jitu Mendorong UMKM Mendongkrak Omzet & Penghasilan

Rabu, 20 Maret 2024 – 13:31 WIB
Dua pelaku UMKM yang menjadi bagian dari Mitra Bukalapak, Tulus Prasetyo dan Kang Irman, di warung masing-masing. Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Niat hati berdagang kecil-kecilan agar bisa dekat keluarga, tak dinyana justru usaha itu membesar.

Itulah yang dialami Tulus Prasetyo, warga Desa Srigading di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel).

BACA JUGA: Go Digital, 500 Ribu Warung Digital Mitra Bukalapak Tersebar di Jabar

Awalnya Tulus adalah pegawai di perusahaan ternama yang bergerak di bidang usaha sawit. Namun, seiring waktu berlalu, pria paruh baya itu bertekad memiliki usaha sendiri.

Tekad itu didorong oleh keinginan Tulus menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarganya. Pada 2018, dia memutuskan berhenti dari perusahaan sawit.

BACA JUGA: Bukalapak Resmi Melantai di Pasar Modal dengan Kode BUKA

Syahdan, Tulus merintis usaha baru dengan membuka warung di rumahnya di Desa Srigading, Muba. “Saya buka warung kelontong,” ujarnya.

Usaha kelontong itu awalnya tak seberapa. Modalnya cekak, barang dagangannya pun terbatas.

BACA JUGA: Mantan PM Australia Malcolm Turnbull Sanjung Bukalapak

Namun, Tulus tidak mau terjebak oleh keterbatasan. Kemudahan mengakses teknologi mendorongnya terus mengembangkan usaha warung kelontong itu.

Di warung itu, Tulus juga menjual pulsa ponsel. Metodenya masih konvensional sehingga pembelinya pun terbatas. 

Sampai akhirnya Tulus mendengar soal Bukalapak. Dia memutuskan membuka akun di aplikasi Mitra Bukalapak.

Dengan menjadi Mitra Bukalapak, Tulus memiliki akses lebih besar ke produk. Barang dagangannya pun makin beragam.

Tulus pun berjualan berbagai produk dan layanan virtual, seperti pulsa, paket data ponsel, token listrik, dan jasa pengiriman uang.  Dalam sebulan, Tulus bisa meraup omzet hingga Rp 35 juta.


Tulus Prasetyo, warga Desa Srigading di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba),Sumsel, yang menjadi bagian dari Mitra Bukalapak. Foto: supplied

“Meningkatnya bisa sepuluh kali lipat (dibandingkan sebelum menjadi Mitra Bukalapak, red),” tuturnya.

Kini, Tulus tidak hanya bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarganya, tetapi juga mengembangkan usaha dari rumah. Saat pandemi Covid-19 melanda dan banyak perusahaan kolaps, usaha warung kelontongnya tetap bertahan bahkan berkembang.

Warung itu sudah lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari Tulus dan keluarganya. “Cukup untuk membiayai kuliah anak,” kisahnya.

Cerita sukses soal pedagang yang bergabung di Bukalapak tidak hanya datang dari Tulus. Kang Irman adalah contoh lain dari kisah sukses itu.

Pria asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, itu juga menjalankan usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang menjajakan kelontong.

Selain itu, warung Kang Irman juga melayani penjualan token listrik, pulsa, dan paket data ponsel yang kini sudah menjadi kebutuhan banyak orang.

Awalnya Kang Irman juga berjualan token listrik dan pulsa secara manual. Terkadang hal itu membuatnya kerepotan, apalagi ketika kehabisan stok.

Ketika harus belanja stok pulsa maupun paket data, Kang Irman terpaksa menutup warungnya demi mengulak ke pemasok yang lokasinya jauh.  “Jadinya menghabiskan waktu dan kehilangan pembeli,” ujarnya.

Digitalisasi pun menjadi solusinya. Pada 2018, Kang Irman memutuskan menjadi Mitra Bukalapak.

Kang Irman pun langsung merasakan manfaat dari Mitra Bukalapak.


Kang Irman, warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang menjadi bagian dari Mitra Bukalapak. Foto: supplied

“Belanja barang untuk persediaan tidak perlu harus menutup warung. Menjadi Mitra Bukalapak sangat membantu usaha saya,” tuturnya.

Hasil penelitian NielsenIQ di sejumlah kota di Indonesia per November 2022 memperlihatkan Mitra Bukalapak sebagai penyedia platform online-to-offline (O2O) mencatat tingkat penetrasi sebesar 57 persen.

“Platform ini dibuat untuk membantu warung-warung yang tertinggal dalam digitalisasi,” ujar CEO Mitra Bukalapak Howard Gani.

Menurut Howard, Mitra Bukalapak melihat peluang besar pada digitalisasi UMKM. Dia menyebut Mitra Bukalapak membuka lebih banyak lapangan kerja dan berkontribusi pada upaya mendongkrak produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Howard menambahkan Mitra Bukalapak awalnya berfokus pada upaya menghadirkan ragam produk virtual, seperti pulsa, untuk memberikan nilai tambah bagi pemilik warung tradisional.

Namun, belakangan Mitra Bukalapak justru menghadirkan berbagai produk virtual dan keuangan yang makin beragam (hingga lebih dari 42 jenis), serta kemudahan pasokan barang yang membuat warung tradisional kian canggih, bahkan setara toko retail modern.

“Jadi, kami membantu mereka menentukan produk apa yang paling cocok bagi Mitra Bukalapak. Kami juga menghadirkan kemudahan fasilitas transaksi di warung, seperti pulsa, paket data, hingga PPOB (payment point online banking, red) dan Kirim Uang, sehingga harapannya warung tradisional pun bisa menjadi agen inklusi digital dan keuangan bagi masyarakat di sekitarnya,” imbuhnya.(jpnn.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler