jpnn.com - MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, menjaga ekosistem Indonesia tak ubahnya seperti mengawal peradaban masyarakat di sekitarnya.
Meski indikasi keberhasilannya terletak di dalam komponen ekosistem, namun kuncinya justru terletak di luar ekosistem itu sendiri.
BACA JUGA: Jabatan Anton Charlian dan Agung Budi Digeser
''Hubungannya antar pemangku kepentingan,'' katanya.
Saat ini di Indonesia, ada 25 jenis satwa dari 42 spesies yang berada diambang kepunahan. Jenis satwa ini dipilih untuk menentukan keberhasilan pengelolaan ekosistem. Masing-masing spesies mewakili karakteristik wilayahnya secara langsung, mewakili ekosistem Indonesia.
BACA JUGA: Ingat ya, Kasus Ahok Sensitif
''Menjaganya, seperti menjaga kedaulatan Indonesia,'' tegas Menteri Siti.
25 satwa tersebut adalah Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Badak, Banteng, Owa, Orangutan, Bekantan, Komodo, Jalak/Curik Bali dan Maleo.
BACA JUGA: Libur Natal dan Tahun Baru, Diprediksi ada 3,31 Juta Orang Menyeberang
Selanjutnya Babirusa, Anoa, Elang, Kakatua, Macan Tutul, Rusa Bawean, Cendrawasih, Surili, Tarsius dan Monyet Hitam Sulawesi. Berikutnya ada Julang Sumba, Kasturi Tengkuk-ungu, Penyu, Kanguru Pohon dan Celepuk Rinjani.
Beberapa upaya dilakukan KLHK untuk melindungi 25 satwa prioritas yang terancam punah tersebut. Salah satunya dengan mengelola wisata alam LHK untuk mendukung program kerja pariwisata dalam wonderfuul Indonesia.
Seperti dengan menjaga Komodo, memelihara lanskap, dan mengundang wisatawan. Upaya ini berhasil mendatangkan 4,03 juta wisatawan nusantara dan 0,21 juta wisatawan mancanegara ke Pulau Komodo.
Upaya lainnya menghadirkan negara, dengan melakukan penegakan hukum yang tegas, baik hukum pidana maupun sanksi administratif.
''Modal sosial, adalah sebuah langkah maju untuk mendorong kehadiran negara dalam pengelolaan SDA,'' kata Menteri Siti.
(rls12)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GT Jakarta-Tangerang Diprediksi Dilewati 110 Ribu Kendaraan
Redaktur : Tim Redaksi