Menjelajahi Sisi Utara Pulau Seram yang Elok (2)

Selasa, 10 Februari 2015 – 02:17 WIB
Puluhan camar laut berjemur di dangkalan Sialon Maina. Itu jadi tempat berjemur dan bersantai saat siang. Foto Dipta Wahyu/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Menyusuri Sungai Salawai dalam penjejahan sisi utara Pulau Seram, Maluku memberikan kesan yang indah. Sungai besar nan jernih yang seolah tidak berujung.

Namun untuk mencapai Sungai Salawai, butuh perjalanan menyusuri sungai kaya nipah dan pohon sagu tersebut dimulai dari titik yang jarak tempuhnya hanya 15 menit dari Sawai.

BACA JUGA: Menjelajahi Sisi Utara Pulau Seram yang Elok (1)

Di sepanjang perjalanan, terlihat jajaran gunung batu dan air yang jernih. Sejumlah pulau tidak berpenghuni juga menjadi pemandangan elok sepanjang perjalanan.

''Di sini Caca (sebutan untuk saudara perempuan, Red) bisa lihat buaya,'' ucap Ahmad Nusiin, salah seorang pemandu perjalanan wisata di Desa Sawai.

BACA JUGA: Bicara Traveling, Desain, Akting, & Cinta: Menunggu Saatnya Tiba

Tidak hanya itu, bila beruntung, mata bisa terbelalak melihat rombongan burung camar yang terbang membentuk formasi hati di langit.

Ya, sembari long boat milik Pak Ali, pemilik penginapan Lisar Bahari, melaju, kami berpapasan dengan perahu kecil milik warga Desa Sawai. Mereka menuju tengah sungai yang ditumbuhi ribuan pohon sagu. Perekonomian keluarga mereka dibantu dari hasil penjualan sagu.

BACA JUGA: Bicara Traveling, Desain, Akting, & Cinta: Akting untuk Uji Diri

Titik paling elok di Sungai Salawai berhias pohon nipah di kiri-kanan. Seolah menjadi gerbang penyambut.
Di daerah tersebut, beberapa ikan dan rumpun besar akar pohon nipah di dasar sungai jelas terlihat. Jernihnya air memang ibarat akuarium sekaligus cermin raksasa.

Setelah beberapa saat terdiam mengagumi kecantikan sungai, tiba-tiba mesin boat dimatikan. ''Pelan-pelan sa (saja, Red) Caca. Di sini tempat buaya biasa keluar,'' ujar Ahmad sambil menatap tajam pinggiran tanah basah di bibir sungai.

Cuaca terik memang menjadi momen terbaik bagi para reptil itu untuk berjemur dan memanjakan diri. Namun, bukan hanya tepi sungai yang diamati, pinggir boat yang kami tumpangi pun tidak luput dari pantauan.

Rasa deg-degan dan takut cukup meliputi hati para penumpang. Sebab, reptil tersebut bisa saja memunculkan separo badannya ke permukaan atau menyenggol perahu. Sayang, hasilnya nihil. Tampaknya, jadwal sunbathing para buaya itu dibatalkan. (Laporan Priska Birahy)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jetlag Sosial Tingkatkan Risiko Kegemukan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler