Menjelang Pertemuan Biden & Xi di Bali, AS Malah Bikin China Sewot

Sabtu, 12 November 2022 – 17:05 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian. Foto: ANTARA/HO-MOFA/mii

jpnn.com, BEIJING - Pemerintah Amerika Serikat kembali membuat China sewot menjelang pertemuan bersejarah Joe Biden dan Xi Jinping di Bali pada Senin pekan depan.

Jubir Kemlu China Zhao Lijian kemarin, Jumat (11/11), mengecam rencana AS membocorkan isi pembicaraan kedua presiden kepada Taiwan.

BACA JUGA: Diduga Merencanakan Demo Menolak KTT G20, 2 WN China Diamankan Imigrasi

Dia menyebut tindakan itu pelanggaran serius terhadap prinsip Satu China yang telah disepakati oleh Washington.

"Ini sangat buruk. China dengan tegas menentangnya," kata Zhao dalam jumpa pers di Beijing.

BACA JUGA: China Sangat Menyukai Hasil Bumi Indonesia, tetapi Pasokannya Kurang

Hubungan antara China dan Amerika Serikat berada pada kondisi terburuk dalam beberapa dekade, tegang karena berbagai masalah termasuk perdagangan dan teknologi, hak asasi manusia dan Taiwan, pulau demokrasi dengan pemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya. Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengumumkan rencana untuk memberi tahu Taiwan pada Kamis lalu. Menurutnya, tindakan itu dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan Taiwan dan menegaskan dukungan AS kepada otoritas di Taipei.

BACA JUGA: Hampir Semua Penerbangan di China Dibatalkan, Parah!

Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung di sela-sela KTT G20 itu akan menjadi pertama kalinya mereka bertatap muka langsung sejak Biden dilantik jadi presiden ke-46 Amerika Serikat.

Beberapa analis mengatakan bahwa kedua belah pihak dapat menggunakan pembicaraan untuk mengklarifikasi "garis merah" masing-masing, mengidentifikasi bidang kerja sama dan untuk menstabilkan hubungan, tetapi kemajuan yang signifikan tidak mungkin terjadi.

"Saya kira kita tidak bisa mengharapkan terobosan apa pun," kata Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura kepada Reuters.

"Mereka akhirnya bisa bertemu muka dan menyampaikan keprihatinan satu sama lain," katanya.

Kedua kepala negara terakhir bertemu langsung saat Biden menjadi wakil presiden pada masa pemerintahan Barack Obama.

"Pertemuan tatap muka ini akan memberi pemerintahan Biden kesempatan terbaik untuk menguji apakah Xi mengakui pentingnya hubungan yang stabil dengan AS untuk keamanan dan ekonomi China sendiri," kata Susan Shirk, seorang penulis dan profesor di Universitas California San Diego. (reuters/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler