Menkes Terawan Minta Industri Alkes Indonesia Bersaing dengan Negara Lain

Senin, 27 Juli 2020 – 20:37 WIB
Menteri Kesehatan Terawan Putranto melihat alkes buatan Nuritek Indonesia. Foto: dok. Kemenkes

jpnn.com, CIANJUR - Menteri Kesehatan Terawan Putranto mengunjungi Pabrik alat kesehatan Nuritek Indonesia di Cianjur, Jabar baru-baru ini.

Kunjungan Menkes untuk meyakinkan kesiapan pabrik tersebut dalam upaya percepatan kemandirian Alat Kesehatan (alkes) produksi dalam negeri.

BACA JUGA: Menkes Datang Bawa Insentif untuk Nakes di Jateng, Pak Ganjar Semringah

Selain itu menkes juga memeriksa ketaatan penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerja dalam era adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19.

"Kami hanya ingin memastikan bahwa, industri pabrik Alkes di Cianjur benar-benar taat dalam melaksanakan protokol kesehatan di lingkungan kerja di era adaptasi kebiasaan baru saat pandemi Covid-19 melanda," tuturnya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Korban Penyekapan Minta Perlindungan Jokowi, Bu Risma Turun Tangan, PNS Dipecat

Terawan melihat sejumlah alkes yang diproduksi oleh Nuritek Indonesia. Mulai dari ranjang rumah sakit, meja operasi elektrik, ginecolog elektrik, trolley makan, dan lampu periksa.

"Smua berkelas sudah ada teknologi inovasi yang tidak kalah dengan alkes dari luar negeri," tuturnya.

BACA JUGA: Redam Lonjakan Penyebaran Covid-19, Menkes Terawan Berkantor di Surabaya

Menurut Menteri Terawan, hal ini menunjukan industri alkes dalam negeri banyak kemajuan.

Karena itu, dia mendorong untuk kemajuan ekonomi Indonesia dan kemandirian terutama di masa pandemi Covid-19 ini di sektor insdustri alkes.

"Industri alkes harus berdikari sehingga rumah sakit di Indonesia milik pemerintah maupun swasta harus menggunakan alkes dalam negeri," sambungnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah tengah fokus mewujudkan industri farmasi dan alat kesehatan agar bisa menjadi sektor yang mandiri di dalam negeri.

Artinya, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat domestik sehingga secara bertahap bisa  mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk impor.

Saat ini, kemampuan industri farmasi di Indonesia saat ini ditopang oleh 220 perusahaan. Sebanyak 90% dari perusahaan farmasi tersebut fokus di sektor hilir dalam memproduksi obat-obatan.

Untuk mengurangi impor bahan baku sekaligus menciptakan kemandirian di sektor farmasi, dibutuhkan kerja sama yang erat dengan kementerian dan lembaga lain dalam menghasilkan regulasi dan kebijakan yang dapat menghadirkan ekosistem industri yang kondusif.

Sementara Itu pengelola Nuritek Indonesia Ahmad Syarifudin menyambut baik kunjungan Menkes Terawat.

"Kami berterima kasih beliau mau datang ke tempat kami yang berada di kampung. Saya lihat Pak Menkes mau masuk ke gang-gang kecil untuk menuju pabrik kami ke pabrik Kami yang satunya lagi, beliau memilih jalan kaki. Ini sebuah apresiasi bagi kami dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami mendapat kunjungan dari Menteri Kesehatan RI," ujar Ahmad.

Dia mengaku kedatangan Menkes Terawan ke Nuritek Indonesia sangat memotivasi perusahaannya sebagai salah satu produsena alat kesehatan dalam negeri.

"Ini motivasi untuk kami bisa berkarya lebih baik lagi untuk negeri ini, semoga dengan adanya apresiasi dan dukungan dari Kementerian Kesehatan Indonesia, dapat menjadikan hasil produk dari anak bangsa mendapatkan karpet merah di negerinya sendiri. Kami berharap kepada pmerintah yakni Menteri Kesehatan bisa terus mendukung industri alkes made in Indonesia," pungkas Ahmad. (flo/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler