jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), dengan Badan Usaha Pelaksana Proyek KPBU Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, pada Selasa (12/12).
“Penandatanganan PKS ini menandai era baru dari proses panjang dalam upaya percepatan pengembangan Bandara Hang Nadim Batam dalam menunjang pengembangan Kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK)," ujar Airlangga secara virtual.
BACA JUGA: Glenfiddich Meluncurkan Where Next Club di Jakarta
Tak hanya itu, kawasan BBK ini nantinya akan menghubungkan dengan pasar global seperti Korea, Jepang, dan Tiongkok, bahkan bisa menjangkau Amerika Serikat.
Pengembangan Kawasan BBK juga diharapkan mendorong terbukanya akses penerbangan yang langsung, terutama ke Korea Selatan, Tiongkok, serta beberapa negara lain.
BACA JUGA: Terkait Rencana Aksi FSPPB, Ketua Komisi VII Berpesan Begini
Di samping itu, Batam akan menjadi alternatif hub untuk penerbangan internasional, terutama ke Pulau Jawa, Bali, NTB, Sulawesi, Maluku, dan Papua dengan memanfaatkan jaringan bandara, yang dioperasionalkan oleh Angkasa Pura I tersebut.
Dengan semakin terbukanya jaringan penerbangan internasional dari dan ke Batam, yang tidak hanya untuk penumpang tetapi juga kargo, maka akan mempercepat pemulihan dan pengembangan industri pariwisata di Kawasan BBK, serta dapat mengefisienkan layanan kargo yang akan dapat meningkatkan daya saing industri dan mengurangi biaya logistik di Batam.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Sampaikan Kriteria Penumpang yang Dapat Fasilitas Karantina Gratis
Selain itu, juga dapat mendorong supply chain barang elektronik, baik dari bahan baku maupun produknya sendiri.
Pelaksanaan Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) ini, juga membuka peluang yang dapat ditangkap oleh Batam, antara lain berupa terbukanya lalu lintas penerbangan, baik domestik maupun internasional, mendukung penerbangan haji dan umroh, pengembangan tujuan pariwisata kolaboratif, dan pengembangan Batam sebagai Logistic Aerocity.
Peluang tersebut diyakini akan dapat dicapai dengan memperhatikan kapasitas dan kapabilitas anggota konsorsium, yakni PT Angkasa Pura I telah mengelola 15 bandara di Indonesia dengan layanan 83,4 juta penumpang dan 556 ribu ton kargo pada 2019.
Kemudian Incheon International Airport Corporation telah mengelola Bandara Internasional Incheon yang memiliki superprioritas jaringan rute antar benua dengan 88 maskapai, 52 negara destinasi, dan 173 kota destinasi, dan PT Wijaya Karya, yang memiliki portofolio overseas project di Asia dan Afrika.
KPBU Hang Nadim Batam merupakan proyek brownfield dengan nilai investasi sebesar Rp 6,9 triliun dengan masa kerja sama selama 25 tahun.
Diharapkan KPBU ini dapat memberikan manfaat langsung kepada BP Batam senilai Rp 34,58 triliun. Adapun dampak tidak langsung, namun sangat diperlukan, adalah terjadinya peningkatan pelayanan kebandarudaraan dengan target awal untuk lima tahun ke depan, yaitu pelayanan penumpang sebesar 2 kali lipat dan pelayanan kargo sebesar 1,5 kali lipat yang dihitung dengan capaian 2019 sebelum pandemi Covid-19.
“Saya berharap proyek Bandara Hang Nadim ini akan dapat menjadi jembatan untuk kerja bersama, maju bersama, dan sejahtera bersama, antara Indonesia dan Korea Selatan,” harap Menko Airlangga.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy