jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Gubernur Daerah Otonomi Etnis Zhuang Guangxi Lan Tianli di Jakarta, Jumat (29/11).
Pertemuan keduanya di antaranya membahas berbagai peluang kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Provinsi Guangxi, termasuk dalam pengembangan kawasan industri, pendidikan vokasi, dan infrastruktur.
BACA JUGA: Airlangga Hartarto: Swasembada Energi Melalui Minyak Sawit Kurangi Emisi Karbon
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Lan Tianli menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Indonesia terhadap Wuling dalam memproduksi dan memasarkan kendaraan listrik.
BACA JUGA: Satgas Semikonduktor Indonesia dan Purdue University Teken MoU, Menko Airlangga: Momentum Bersejarah
Saat ini, Wuling akan menambah investasi senilai USD 1 miliar untuk memproduksi hingga 150 ribu unit kendaraan listrik per tahun guna memenuhi pasar ASEAN, RCEP, dan Afrika, serta menjadi kawasan pusat produksi mobil kemudi kanan.
Investasi ini telah menyerap sekitar 20 ribu tenaga kerja lokal di Indonesia.
BACA JUGA: Menko Airlangga Dampingi Presiden Prabowo Temui Sekjen PBB, Ini yang Dibahas
Salah satu topik utama yang dibahas yakni terkait pengembangan Kawasan Industri Terpadu Indonesia-China (KITIC) di Bekasi, yang merupakan Kawasan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Nasional pertama yang didirikan oleh Tiongkok di Indonesia.
Investasi di Kawasan Industri Terpadu ini mencapai USD 1,4 miliar dan akan menyerap sekitar 5 ribu tenaga kerja.
KITIC mencakup berbagai sektor industri, seperti suku cadang mekanis, bahan bangunan, pergudangan, logistik, serta pengolahan makanan dan pengemasan yang saat ini sedang dalam pengembangan tahap II.
Pemerintah Provinsi Guangxi juga menunjukkan minat untuk memperluas kerja sama dalam pendidikan vokasi di Jawa Barat, sejalan dengan hubungan sister province antara Guangxi dan Jawa Barat.
Berfokus pada pengembangan teknologi digital, kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Dalam pertemuan, disebutkan juga salah satu proyek kolaborasi utama dari hubungan ini, yakni pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung, yang menjadi simbol kemitraan strategis kedua negara.
Proyek ini tidak hanya mampu meningkatkan konektivitas, tetapi juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Presiden Prabowo Subianto sendiri berkomitmen terhadap penguatan hubungan dengan Tiongkok turut tercermin dalam kunjungan kepresidenannya ke Beijing.
Salah satu hasil penting dari kunjungan tersebut, yakni penandatanganan MoU tentang kerja sama ekonomi biru oleh Menko Airlangga dan Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao.
Menko Airlangga menyampaikan implementasi MoU on Blue Economy yang ditandatanganinya bersama Menteri Perdagangan Tiongkok dalam pertemuan bilateral kepala negara Indonesia-Tiongkok di Beijing di awal bulan ini mencakup kerja sama multi-sektoral.
"Mulai dari kerja sama industri, pemanfaatan energi laut terbarukan yang berkelanjutan, pengelolaan perikanan dan akuakultur, pariwisata maritim, dan inovasi,” jelas Menko Airlangga dalam keterangan resminya, Sabtu (30/11).
Selain itu, Menko Airlangga dan Gubernur Lan Tianli juga membahas potensi kerja sama dalam pembangunan Giant Sea Wall di utara Pulau Jawa.
Proyek ini merupakan tindak lanjut dari pembahasan antara Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping dalam pertemuan bilateral kedua kepala negara sebelumnya.
Selanjutnya, Gubernur Lan Tianli juga mengundang Menko Airlangga untuk menghadiri China-ASEAN Expo 2025 di Nanning.
Melalui pertemuan ini, Indonesia dan Provinsi Guangxi menegaskan komitmen bersama untuk terus mendorong kolaborasi strategis di berbagai sektor.
Pertemuan tersebut diharapkan dapat menjadi momentum baru untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dengan Provinsi Guangxi guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi