jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto resmi meluncurkan Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia 2030 di Jakarta, Rabu (6/12).
Buku tersebut akan menjadi pedoman bagi kementerian atau lembaga dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan ekonomi digital serta menjadi rujukan dalam menentukan posisi Indonesia di dunia internasional.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Indonesia Siap jadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global
Buku Putih Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital juga merupakan agenda transformasi digital nasional.
"Ini sejalan dengan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang didorong Indonesia untuk menjadi satu-satunya ekosistem perjanjian perdagangan dunia yang ada di sektor digital," ujar Menko Airlangga dalam keterangannya, Jumat (8/12).
BACA JUGA: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif, Menko Airlangga Setujui Pembentukan 3 KEK Baru
Dia menyampaikan pemerintah menyiapkan tiga fase dalam mengembangkan ekonomi digital hingga 2045 mendatang.
Pertama, fase prepare yang dimulai dengan perbaikan pondasi digital dasar guna memastikan masyarakat siap bertransformasi.
BACA JUGA: Menko Airlangga Tekankan Kerja Sama Ekonomi Digital Bagi Pengembangan UMKM
Kedua, Fase Transforms sebagai upaya percepatan transformasi guna menciptakan masyarakat dan bisnis yang cerdas, serta Fase Lead dengan mulai menetapkan standar dalam teknologi inovasi di masa mendatang.
Lebih lanjut Menko Airlangga mengatakan, untuk mendorong Indonesia ke tahap Lead pada 2045 mendatang terdapat sejumlah aspirasi target yang telah ditetapkan.
Antara lain peningkatan daya saing digital Indonesia yang semula berada pada peringkat ke-51 di tahun 2022 menjadi peringkat ke-20 di 2045, serta kontribusi ekonomi digital yang harus mencapai 20 persen terhadap PDB.
Sebagai informasi, buku tersebut juga memuat strategi berupa 6 pilar utama pengembangan ekonomi digital.
Pilar pertama, di bidang Infrastruktur intervensi akan menyasar perluasan jangkauan penetrasi internet, peningkatan mutu infrastruktur digital, serta peningkatan dalam computing edge.
Hingga saat ini, Pemerintah sendiri telah membangun sejumlah infrastruktur digital seperti Jaringan Fiber Optic Palapa Ring yang menghubungkan 57 Kab/Kota, tambahan BTS, hingga pemanfaatan Satelit Multifungsi Satria untuk lokasi 3T.
Kemudian pilar kedua pada bidang SDM, intervensi ditujukan menyasar pendidikan formal, pemberdayaan tenaga kerja, dan lifelong learning guna memastikan setiap individu memiliki keterampilan di era digital.
Indonesia diprediksi membutuhkan talenta digital hingga 9 juta dalam 15 tahun mendatang atau 600 ribu setiap tahunnya.
Saat ini, Pemerintah terus mendorong peningkatan keterampilan digital masyarakat melalui Prakerja, Digital Talent Scholarship, hingga kolaborasi dengan pihak swasta seperti Apple, Microsoft, dan Amazon.
Pilar ketiga, lanjut Menko Airlangga, yakni pada bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan (R&D) akan dilakukan peningkatan komitmen dalam penelitian dan pengembangan, serta mendorong budaya inovasi.
Pemerintah sendiri saat ini juga telah menyediakan dukungan berupa Super Tax Deduction hingga 300% untuk kegiatan R&D.
Pilar keempat, mewujudkan ekosistem bisnis yang produktif, maju, dan bernilai tambah tinggi melalui digitalisasi sektor ekonomi prioritas seperti manufaktur, perdagangan, dan pertanian.
Pilar kelima, yakni bersama otoritas terkait akan membuka pintu inklusi finansial dengan target tingkat inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024, serta pilar terakhir berupa dukungan ekosistem regulasi dan kebijakan yang sehat, adil, berorientasi pada perlindungan konsumen dan keamanan nasional.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin menambahkan buku putih yang berisi kerangka kerja serta strategi berbasis data dan kebijakan yang progresif tersebut diharapkan mampu menjadi pijakan strategis agar Indonesia dapat lebih adaptif terhadap perubahan teknologi dan dinamika global.
“Kami yakin bahwa setiap rekomendasi yang terdapat dalam buku putih ini telah mencakup evaluasi cermat dan kami berharap implementasinya nanti dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Deputi Rudy. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi