jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan ada potensi hujan lebat hingga tsunami dalam fenomena La Nina berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Karena itu, Luhut menekankan bahwa pemerintah pusat tengah mempersiapkan segala hal dalam mengantisipasi kemungkinan terburuk.
BACA JUGA: Jangan Sepelekan La Nina, Waspadalah!
"Tadi kami sudah melaporkan ke presiden mengenai apa ramalan cuaca yang dibuat oleh BMKG kita. Nanti saya kira Bu Prof Korita akan menjelaskan lebih Detail mengenai itu, tetapi BMKG kita ini kan sekarang makin canggih," kata Luhut usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo melalui telekonferensi, Selasa (13/10).
Luhut mengatakan, ramalan-ramalan yang disusun oleh BMKG saat ini semakin baik.
BACA JUGA: Ini Saran BNPB Hadapi Fenomena La Nina
Termasuk, lanjut dia, prediksi BMKG terkait pengaruh fenomena La Nina di Pasifik yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia. Menurut Luhut, curah hujan bisa naik mencapai 40 persen dari kondisi normal.
"Di samping itu juga tadi, Bu Korita mengingatkan bisa saja dan nanti multi-bencana. Misalnya La Nina ini tadi hujan deras ini atau gempa atau tsunami. Nah, itu perlu diantisipasi," kata Luhut.
BACA JUGA: Cerita Shireen Sungkar Mengenai Kista yang Kembali Diidapnya
Presiden, lanjut Luhut, sudah menyampaikan kepada jajarannya agar memperhatikan setiap laporan BMKG di bawah Dwikorita Karnawati. Dengan laporan dari BMKG, pemerintah diharapkan bisa menekan dampak terburuk bencana hingga mengantisipasi keterlambatan dalam penanggulangan.
"Saya berikan contoh, misalnya sekarang ini diramalkan juga mulai Oktober ini akan banyak hujan deras, dan itu juga akan terjadi longsor bisa, mungkin saja ada tsunami, mungkin saja ada gempa bumi. Nah, itu juga berpengaruh pada tadi Covid-19. Nah, ini karena ada pengungsian dan sebagainya," jelas dia.
Luhut juga mengusulkan BMKG lebih proaktif dalam rapat-rapat koordinasi. Menurut dia, hal itu bisa memberi penguatan kepada BMKG termasuk memberikan peringatan kepada kepala daerah.
"Karena kita ini negara kepulauan, jadi dibangun satu sistem yang betul early warning-nya itu memang bisa bekerja dengan cepat. Saya nanti bu korita menjelaskan tuh bisa berapa split of second, atau berapa menit, apa detik sudah bisa ketahuan kalau ada tsunami dan sebagainya," jelas Luhut.(tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga