Menko Muhadjir Heran, Daerah Ini Kaya, tetapi Kasus Stunting Tertinggi 

Sabtu, 11 Juni 2022 – 23:52 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy berdialog dengan warga di Maluku Utara. Foto Humas Kemenko PMK

jpnn.com, TERNATE - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy heran dengan tingginya prevalensi stunting di Maluku Utara.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting balita stunting di Maluku Utara sebesar 27,5 persen.

BACA JUGA: Lawan Stunting, Garut Gunakan Bubuk Daun Kelor HaloPuan

Untuk angka prevalensi stunting tertinggi yakni di Pulau Taliabu yakni sebesar 32,5 persen, sementara terendah yakni di Kota Ternate yakni 24 persen.

"Keanekaragaman hayati serta kekayaan lautan yang dimiliki seharusnya tidak ada stunting di Maluku Utara. Saya heran kenapa di sini angka stuntingnya tinggi," ujarnya saat berdialog stunting bersama Wali Kota Ternate Tauhid Soleman, tenaga kesehatan, dan pendamping stunting, di Kelurahan Afe-Taduma, Kecamatan Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara, Sabtu (11/6).

BACA JUGA: DPR Tegaskan Kesejahteraan Ibu dan Anak jadi Kunci Atasi Stunting

Muhadjir mengatakan, penyebab tingginya stunting di Maluku adalah pemanfaatan sumber daya alam yang ada masih rendah. Menurutnya, kekayaan sumber daya alam yang ada di Maluku Utara harus dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi bagi ibu dan bayi. 

Dia juga mendapatkan laporan bahwa masih banyak orang tua yang tidak memiliki kesadaran untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya. Contohnya, anak-anak hanya diberikan makanan papeda (olahan sagu) karena anak menyukainya, tetapi asupan protein lain tidak terpenuhi.

BACA JUGA: Lihat! Ratusan Warga Antusias Ikuti Gerakan Melawan Stunting

"Jadi, kalau sedang hamil Ibu bisa makan ikan yang banyak agar pertumbuhan janinnya baik," ucapnya.

Kemudian, tambah Menko Muhadjir, di sini banyak ikan laut yang sangat sehat, tanaman subur banyak jenisnya. Seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Untuk meningkatkan gizi ibu dan anak-anak 

Menurut Menko PMK, untuk meningkatkan keadaan gizi dari penduduk Maluku Utara memerlukan intervensi dari banyak pihak. Salah satunya yang telah dilakukan oleh Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Ternate yang membuat inovasi olahan makanan yang disukai ibu dan anak yang terbuat dari daun kelor, ikan tuna dan ikan layang.

"Saya kira itu sudah sangat bagus, Poltekkes sudah mencoba mengembangkan berbagai jenis makanannya yang gizinya sudah disubstitusikan kepada berbagai macam makanan sehingga itu bisa diberlakukan untuk di ibu hamil dan bayi di bawah 2 tahun," tuturnya.

Muhadjir mengatakan pemerintah pusat juga akan melakukan intervensi untuk menurunkan stunting di Provinsi Maluku Utara. Di antaranya dengan memberikan bantuan alat kesehatan USG dan alat pengukuran badan digital di Puskesmas, kemudian akan memberikan bantuan pengadaan air bersih.

"Karena itu saya mohon nanti ditingkatkan. Targetnya Pak Presiden 14 persen. Nanti saya ke sini lagi harus di bawah 20 persen," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Menko PMK juga berkunjung ke dua rumah keluarga resiko stunting. Menko PMK juga mengecek status penerimaan bantuan sosial dari pemerintah. Hasilnya, dari mereka masih belum menerima skema bantuan sosial PKH. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko PMK Muhadjir Resmikan Rumah Resiliensi Indonesia


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler