Menko Pratikno Ingatkan Kasus Remaja di Solo yang Belajar Merakit Bom dari Internet

Kamis, 12 Desember 2024 – 07:56 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno saat menjadi narasumber di acara Rapat Koordinasi Sekretariat Bersama sekaligus Grand Launching Badan Moderasi Beragama, Rabu (11/12). Foto Humas Kemenag

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno menyampaikan pentingnya pengelolaan digital yang bijak dalam menghadapi tantangan era teknologi.

Dia mengatakan teknologi digital yang berkembang pesat membawa tantangan baru. Beberapa negara, telah membatasi penggunaan media sosial untuk anak-anak di bawah usia 18 tahun.

BACA JUGA: Dompet Dhuafa Pastikan Pengelolaan Dana Transparan dan Diawasi Kemenag

Hal itu karena dampak negatif teknologi digital yang sulit dikendalikan. Algoritma digital menyajikan konten berdasarkan preferensi pengguna yang kerap kali memperkuat pola pikir tertentu. 

“Fenomena ini beresiko mendorong radikalisme, seperti kasus seorang remaja di Solo yang mempelajari merakit bom melalui internet,” kata Menko Pratikno saat menjadi narasumber di acara Rapat Koordinasi Sekretariat Bersama sekaligus Grand Launching Badan Moderasi Beragama, Rabu (11/12).

BACA JUGA: 60,8% Guru Madrasah Belum Mendapat Tunjangan Sertifikasi, Begini Rencana Kemenag

Dia menjelaskan, media digital memiliki kontrol besar terhadap masyarakat. Media sosial memberikan kebebasan kepada siapa pun untuk mengunggah konten, dengan ini menciptakan tantangan besar untuk memastikan ruang digital diisi dengan konten positif.

“Kita harus mengisi ruang-ruang digital agar tidak diambil alih oleh kelompok-kelompok dengan paham radikal," ujarnya.

BACA JUGA: Polisi Tangkap Pemuda Duel Ala Gladiator Semarang yang Viral di Media Sosial

Pratikno juga membahas mengenai kolaborasi lintas instansi yang menjadi hal penting dalam mendukung moderasi beragama. Tidak hanya Kementerian Agama, tetapi juga kementerian lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), berperan dalam memastikan tersedianya fasilitas publik yang inklusif.

Indonesia dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah teladan unik dalam menciptakan harmoni di tengah keberagaman.

"Keberhasilan ini menjadi tawaran penting bagi dunia," tutur Pratikno.

Dia menekankan dengan pengelolaan digital yang bijak, kolaborasi lintas sektor, pemanfaatan instrumen pendidikan, Indonesia dapat terus menjadi teladan keberagaman yang damai di tengah tantangan era digital. (esy/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler