Menkominfo: Perintis Startup Harus Inovatif dan Kreatif

Rabu, 26 September 2018 – 01:30 WIB
Rudiantara. Foto: JPNN

jpnn.com, BOGOR - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, perintis perusahaan startup harus memiliki kemampuan mengelola risiko, inovatif, konsistensi, dan kreativitas.

Rudiantara menyampaikannya pada kuliah umum bertema Nasionalisme di Era Digital yang diselenggarakan Institut Pertanian Bogor (IPB) di gedung Graha Widya Wisuda IPB, Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin (24/9).

BACA JUGA: Besok Pagi Rudiantara Beber Industri Kreatif Digital di IPB

Menurut Rudiantara, perusahaan startup dengan pengelolaan keuangan yang stabil memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

Misalnya, mendorong pertumbuhan perekonomian, menyerap banyak tenaga kerja, serta mampu berkompetisi di taraf international.

BACA JUGA: Startup Pendidikan, Kursus Online untuk Para Profesional

"Saya berharap anak muda Indonesia memiliki pola pikir untuk menjadi perintis startup. Kita tidak pernah meragukan kemampuan para anak bangsa dalam kreasi inovasi dan membuat model bisnis serta mengendalikan perusahaan untuk tumbuh dengan kecepatan optimal," ucap Rudiantara.

Rudiantara menjelaskan, kucuran dana dari investor asing bukan berarti startup asal Indonesia diambil alih oleh bangsa asing.

BACA JUGA: Disuntik USD 15 Juta, ZEN Rooms Seriusi Pasar Wisata ASEAN

Sebab, pengawasan merger dan akuisisi maupun employee stock option program dan manajemennya tetap dikendalikan lokal.

Acara itu juga dihadiri CEO Impact Digital Fahri Amirullah, Vice President of Product Bukalapak Zakka Fauzan, dan CEO etanee.id Herry Nugraha.

Ketiganya menyampaikan materi mengenai bisnis start p yang dilakukan pada sesi talkshow di hadapan 3.000 mahasiswa serta civitas akademika IPB.

Fahri mengungkapkan, pesatnya perkembangan arus teknologi digital seperti pemanfaatan media sosial oleh generasi milenial ikut membantu penyebaran pesan positif dari bisnis startup.

"Netizen Indonesia itu sangat aktif di media sosial. Dengan begitu kampanye-kampanye program positif seperti kitabisa.com ini amat cepat tersebar karana netizen," ujar Fahri.

Sementara itu, Zakka membeber berbagai aspek seperti tantangan dan hal yang perlu diperhatikan setelah perusahaan startup mendapatkan gelar unicorn.

"Tantangan mendirikan perusahaan ada di rasa aman dan nyamam kita sendiri. Gelar unicorn menjadi satu fase yang harus dilewati untuk menjadi lebih besar. Sebab, kita harus tetap mempertahankan kestabilan ini," ujar Zakka.

Zakka menilai perusahaan startup lokal masih memiliki rasa nasionalisme di era digital masa kini.

Zakka menyebutkan bahwa 99,99 persen karyawan di Bukalapak merupakan warga negara Indonesia serta memiliki tim product development yang masih muda.

Di sisi lain, Herry memaparkan tentang fokus pemanfaatan teknologi informasi untuk pertanian yang dapat digunakan oleh masyarakat guna menjual produksi serta dan pangan yang dimiliki. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SMSI Gelar Rakernas, Ini Harapan Menkominfo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler